REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Musim kemarau basah ternyata memberikan keuntungan bagi para peternak ikan. Pasalnya saat ini, ketersediaan air cukup melimpah, sehingga daya tahan ikan untuk hidup lebih baik dari tahun sebelumnya.
"Pada musim kemarau kering ikan yang bisa bertahan hidup hanya 30 persen. Sekarang daya tahan ikan bisa mencapai lebih 60 persen," tutur Ketua Kelompok Tani Ikan Minaraya Kaliwaru Selomartani, Sri Hartono, Jumat (5/8). Karena menurutnya, musim panas membuat ikan rentan terhadap penyakit.
Cuaca yang menguntungkan ini juga diiringi dengan harga ikan tawar yang terus melonjak. Seperti ikan nila, saat ini harganya mencapai Rp 30 ribu per kilo gram.
Kepala Bidang Perikanan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (DPPK) Sleman, Supramono menuturkan, kemarau basah kali ini mendukung aktivitas budidaya ikan di Sleman. Bahkan menurutnya, para petani yang berpengalaman pasti mampu meningkatkan ketahanan hidup ikan-ikannya hingga 80 persen.
Supramono menuturkan, target produksi ikan Kabupaten Sleman tahun ini sebesar 44 ribu ton. Namun jumlah tersebut dinilai belum bisa memenuhi kebutuhan ikan di DIY yang sangat tinggi. "90 persen produksi ikan yang ditargetkan akan dipasarkan di Sleman. Sementara sisanya dipasarkan di luar Sleman," kata Supramono.
Adapun kawasan budidaya ikan di Sleman, meliputi Moyudan, Minggir, Ngempak, dan Kalasan. Sedangkan jenis ikan tawar yang banyak dikembangkan adalah nila.