REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengingatkan kepada para orang tua akan pentingnya membuat perencanaan ke depan terkait masa depan anak-anaknya.
"Tolong jangan dilihat bahwa keluarga berencana itu hanya dua anak cukup. Tetapi harus ada perencanaan ke depan terkait pendidikan dan kesehatan anaknya. Jangan hanya berpikir yang penting anak saya bisa makan. Generasi anak-anak kita harus lebih baik dari kita," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat memberikan sambutan sekaligus mencanangkan kampung Keluarga Berencana (KB) di Balai RW XII Kelurahan Sidotopo, Surabaya, Kamis (4/8).
Menurut dia, penting bagi ibu untuk memperhatikan tumbuh kembang anak sejak kecil dengan membawa ke Posyandu serta memiliki perencanaan pendidikan dan kesehatan anaknya.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini juga mengimbau agar Posyandu diaktifkan dan ibu-ibu juga rajin membawa anaknya ke Posyandu. Sebab, dengan rutin membawa anaknya ke Posyandu, para ibu bisa memperhatikan tumbuh kembang anak baik pertumbuhan fisik, mental maupun intelektualitasnya. Serta, kesehatan anak-anak melalui pemberian imunisasi.
Ia mengatakan anak-anak Surabaya kini tidak hanya bersaing dengan anak-anak kota lain di Indonesia, tetapi juga dengan anak-anak di seluruh dunia. Karenanya, untuk bisa bersaing, tidak bisa seorang anak hanya tumbuh pintar, tetapi juga harus tumbuh sehat.
Meski sekolah sudah gratis, lanjut dia, anak-anak tidak hanya dibekali sekolah karena tidak bisa hanya pintar tetapi sering sakit. Di situlah pentingnya orang tua untuk rutin membawa anak-anaknya ke Posyandu.
"Saya dulu ketika punya anak, meski posisi kerja, saya selalu mengecek jadwal anak saya ke Posyandu. Supaya saya bisa mengontrol. Alhamdulillah anak-anak saya sehat," katanya.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan KB Kota Surabaya, Nanis Chairani mengatakan, RW XII Kelurahan Sidotopo, Kecamatan Semampir, dipilih sebagai lokasi pendeklarasian kampung KB dikarenakan kesadaran warga di sana untuk ber-KB dinilai masih rendah, masih kurang dari 50 persen. Termasuk juga kesadaran untuk membawa anaknya ke Posyandu masih rendah.
"Karena itu, pencanangan kampung KB tepat digelar di sini. Tujuannya, penguatan KB melibatkan langsung masyarakat," ujarnya.