REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, menyatakan pemberdayaan koperasi adalah jalan terbaik untuk menghadirkan kesejahteraan bersama-sama. Dia menyayangkan paradigma masyarakat masih yang menganggap koperasi dan ekonomi kerakyatan sebagai urusan kecil.
Itu disampaikan Gubernur Jabar dalam peringatan hari koperasi ke-69 dan gelar produk unggulan koperasi, Jawa Barat Coop Expo 2016, di Bekasi Town Square, Jalan Cut Meutia Kota Bekasi, pada 2-9 Agustus 2016. Gelaran Coop Expo 2016 bertema ASEAN –International Cooperative Summit & Trade Expo ini dihadiri oleh sembilan perwakilan negara sahabat dan ratusan stand UMKM.
"Kita harus amat jeli terhadap gejala zaman. Saat ini, penyakit negara berkembang, termasuk negara kita, boleh jadi adalah hadirnya pertumbuhan ekonomi, tetapi kesejahteraan kurang merata," kata Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher, di Bekasi Town Square, Selasa (2/8).
Aher menyatakan, perlu adanya perubahan paradigma yang sangat mendasar dalam memandang koperasi. Aher mengungkapkan, kesenjangan ekonomi antara si kaya dan si miskin di Indonesia masih tinggi. Pemerataan ekonomi belum maksimal. World Bank tahun 2015 lalu melaporkan, ada satu persen masyarakat Indonesia yang menguasai 55,3 persen aset Indonesia. Sangat membahayakan, kata Aher, apabila Indonesia menjadi negara maju tanpa pemerataan.
Menurut dia, jalan terbaik untuk menghindari ketimpangan ekonomi yang terlalu tinggi adalah menghidupkan kembali gerakan koperasi. Tanpa koperasi, yang terjadi adalah pertumbuhan ekonomi tanpa pemerataan. Jawa Barat berkomitmen untuk melakukan pemberdayaan koperasi. Apalagi, Jawa Barat mempunyai banyak sejarah di dunia perkoperasian.
"Koperasi tidak boleh berpikir kecil, koperasi bukan urusan kecil, seringkali ketika ada urusan koperasi, dalam pikiran kita ini hanya urusan kecil. Dana boleh jadi kecil, tapi ketika dikumpulkan dari banyak orang akan jadi kekuatan besar," imbuh Aher.