Senin 01 Aug 2016 22:06 WIB

Mendikbud: Siapa Pun Harus Diberikan Kesempatan Mengenyam Pendidikan

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Winda Destiana Putri
Anak sekolah
Foto: Edi Yusuf/Republika
Anak sekolah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menegaskan, pendidikan tidak boleh membedakan apalagi menghambat kesempatan bagi pihak manapun. Tapi dia tidak menapik terkadang banyak hal yang tidak bisa dihindari dalam dunia pendidikan.

“Ada tiga kesenjangan yang tidak bisa dihindari,” ujar Muhadjir saat Pembukaan Lomba Motivasi Belajar Mandiri (Lomojari) 2016 di Gedung A, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Senin (1/8).

Pertama, kata dia, kesenjangan struktural yang diakibatkan adanya struktur kekuasaan atau kebijakan. Keadaan ini terkadang membuat sejumlah pihak bisa menikmati pendidikan dengan baik sedangkan sebagian lagi tidak mendapatkan sedikitpun. Situasi ini dapat dicontohkan pada negara yang terlibat konflik.

“Jadinya yang berkuasa memberikan kesempatan bagi temannya sementara pada musuhnya tidak,” kata dia menerangkan.

Selanjutnya berkaitan dengan kesenjangan pada kultural atau budaya. Kesenjangan ini bisa terjadi karena budaya yang dipegang suatu masyarakat.

Dia mencontohkan ketika terdapat sejumlah keluarga merasa kehilangan tenaga kerja yang menghasilkan uang. Kondisi ini biasanya dirasakan mereka saat terdapat salah satu keluarganya yang memperoleh kesempatan mengenyam pendidikan. 

Kesenjangan berikutnya adalah spasial atau yang biasanya diakibatkan oleh perbedaan geografisnya. Hal seperti ini sebenarnya sudah diatasi Kemendikbud dengan menyediakan sekolah satu atap.

Upaya ini dilakukan agar bisa menghilangkan kesenjangan pendidikan dari aspek geografinya. Dengan demikian, anak-anak di Indonesia bisa mendapatkan kesempatan pendidikan secara menyeluruh.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen), Hamid Muhammad mengatakan, sekolah satu atap memang diperuntukkan di wilayah Terdepan, Terluar dan Terpencil (3T). Sejauh ini sudah ada 5.000 sekolah satu atap di seluruh daerah 3T.

Karena itu, Kemendikbud akan terus membina secara khusus sekolah-sekolah tersebut. “Terutama di wilayah yang jauh dan terpecil,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement