REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Realisasi pendapatan retribusi objek wisata di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, sejak Januari hingga Mei 2016 sudah cukup tinggi berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat yakni mencapai 50,51 persen.
"Hingga akhir Mei 2016 tercatat realisasi retribusi objek wisata mencapai Rp 583 juta atau 50,51 persen dari target tahun ini sebesar Rp 1,1 miliar," kata Kepala Disbudpar Probolinggo Anung Widiarto di Probolinggo, Ahad.
Menurut dia, penyumbang retribusi paling tinggi adalah objek wisata Gunung Bromo yang juga dikelola oleh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), kemudian penyumbang retribusi tertinggi kedua adalah Pantai Bentar dengan pendapatan sebesar Rp 222 juta.
"Hingga akhir Mei 2016, wisata Gunung Bromo masih menjadi penyumbang retribusi tertinggi dengan pendapatan hingga Rp 261 juta, disusul retribusi dari wisata Pantai Bentar," katanya.
Ia optimistis target pendapatan yang dibebankan selama tahun 2016 akan tercapai karena target yang dibebankan tahun ini masih di bawah realisasi tahun 2015.
"Tahun lalu, Disbudpar memperoleh pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor wisata sebesar Rp 1,3 miliar, sedangkan target PAD tahun ini sebesar Rp 1,1 miliar, sehingga target tahun ini lebih rendah sekitar Rp 200 juta dibandingkan realisasi tahun lalu," tuturnya.
Untuk mencapai target yang telah dibebankan, lanjut dia, pihak Disbudpar akan melakukan pengoptimalan petugas di sejumlah tempat wisata berupa pengecekan rutin pada setiap pos penjagaan.
Selain itu, pihaknya rutin melakukan koordinasi dengan petugas tempat wisata untuk menanyakan kendala yang dihadapi untuk meningkatkan retribusi wisata yang tujuannya, agar target pendapatan yang telah dibebankan tahun 2016 dapat tercapai atau melebihi target yang ditentukan.