Ahad 31 Jul 2016 16:31 WIB

Tim Kesehatan Disiagakan di Lokasi Pergerakan Tanah Sukabumi

Rep: Riga Iman/ Red: M Akbar
Tim Relawan RZ (Rumah Zakat) memberikan pelayanan kesehatan bagi pengungsi Sinabung di Posko GPDI Ndokom Siroga dan Posko Gudang Jeruk Surbakti, Sinabung, Medan, Jumat (27/5).
Foto: ist
Tim Relawan RZ (Rumah Zakat) memberikan pelayanan kesehatan bagi pengungsi Sinabung di Posko GPDI Ndokom Siroga dan Posko Gudang Jeruk Surbakti, Sinabung, Medan, Jumat (27/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemkab Sukabumi menyiapkann tim kesehatan di lokasi bencana pergerakan tanah di Kecamatan Curug Kembar. Hal ini untuk membantu penanganan kesehatan warga yang terdampak bencana.

‘’Untuk saat ini warga yang terdampak bencana hanya mengeluhkan batuk-batuk,’’ ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Andi Kusnadi kepada Republika, Ahad (31/7).

Keluhan tersebut sudah ditangani petugas kesehatan yang diterjunkan di lokasi bencana. Seperti diketahui, ada ratusan kepala keluarga (KK) yang terdampak bencana pergerakan tanah di Kecamatan Curug Kembar.

Di mana, sebagian besar sudah mengungsi ke sejumlah tempat yakni lokasi pengungsiaan yang disiapkan pemerintah dan tempat lainnya. Menurut Andi, tim kesehatan tersebut siaga selama 24 jam di lokasi bencana. Sehingga warga yang menjadi korban pergerakan tanah dapat mendapatkan layanan kesehatan yang memadai.

Sebelumnya, masa tanggap bencana pergerakan tanah di Kecamatan Curug Kembar, Kabupaten Sukabumi diperpanjang. Pasalnya, peristiwa pergerakan tanah di dua desa Curug Kembar yakni Nagrakjaya dan Cimenteng hingga kini terus berlangsung.

‘’Masa tanggap darurat bencana diperpanjang sepekan,’’ ujar Andi.

Seharusnya masa tanggap bencana pergerakan tanah berakhir pada 30 Juli lalu.Namun kata Andi, berdasarkan pertimbangan masih adanya gejala pergerakan tanah maka status tanggap darurat diperpanjang. Kebijakan ini lanjut dia dikhususkan untuk melakukan evakuasi dan relokasi para warga yang terdampak bencana pergerakan tanah.

Data terakhir ungkap Andi, jumlah rumah warga yang rusak berat di Desa Nagrakjaya mencapai sebanyak 151 unit, 91 unit rusak sedang, 70 unit rusak ringan, dan 39 unit lainnya terancam.

Semetara di Desa Cimenteng sebanyak 65 unit rumah warga dalam keadaan terancam.Upaya evakuasi dan relokasi tersebut lanjut Andi, berdasarkan hasil rekomendasi tim Geologi yang saat ini berada di Curug Kembar.

Di mana, hasil kajian Badan Geologi menyebutkan kawasan tersebut masih membahayakan dan masuk zona merah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement