Jumat 29 Jul 2016 09:14 WIB

Jumat Pagi, Sejumlah Tempat di Pekan Baru Diselimuti Kabut Asap

Rep: Elba damhuri/ Red: Bayu Hermawan
kabut asap di Bandara Sultan Syarif Kasim II (ilustrasi)
kabut asap di Bandara Sultan Syarif Kasim II (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Sejumlah wilayah di Kota Pekanbaru, Riau, tertutup kabut asap termasuk di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, pada Jumat (29/7) pagi.

Kabut asap ini muncul sebagai akibat adanya kebakaran hutan dan lahan yang terjadi belakangan ini. Seorang petugas Bandara mengatakan munculnya kabut asap di seputaran bandara  tidak selalu terjadi.

"Kemarin-kemarin belum muncul seperti Jumat pagi ini," kata petugas itu sambil menunjuk kabut putih yang menutupi langit bandara.

Kabut asap yang turun ini belum mengganggu jadwal penerbangan secara tajam. Kalaupun ada keterlambatan, kata petugas itu, tidak berlangsung lama. Ia memberi contoh pesawat Citilink dari Jakarta yang terpaksa terbang berputar lebih lama untuk atasi kabut asap, sebelum akhirnya mendarat.

Pesawat Garuda tujuan Jakarta juga mengalami keterlambatan datang akibat kabut asap ini. Namun otoritas bandara belum memberikan informasi berapa lama keterlambatan ini akan berlangsung.

Suasana berbeda di sekitar pusat kota Pekanbaru yang pada Jumat pagi ini masih cerah. Kabut asap masih belum terlihat dan jalan-jalan dipenuhi kendaraan, baik angkutan umum maupun kendaraan pribadi.

Harso, warga Pekanbaru yang bekerja di salah hotel di ibu kota Riau itu, menceritakan kabut asap baru terlihat lebih tebal pada sore sore hari. Pada pagi dan dan siang hari masih terlihat normal.

Kabut asap yang mulai tebal itu pun, menurut Harso, belum mengganggu kegiatan warga, termasuk dirinya. Kabut asap juga belum memberikan dampak buruk terhadap para pengguna jalan raya, baik motor maupun mobil. Warga juga belum sampai mengenakan masker atau penutup hidung ketika kabut asap datang.

"Semua masih normal, namun kami berharap tidak terjadi lagi peristiwanya kabut asap mengerikan seperti yang lalu," kata Harso.

Pemerintah Provonsi Riau memperpanjang masa berlaku status siaga kebakaran hutan dan lahan hingga November 2016. Hal ini dilakukan menyusul munculnya beberapa titik api di sejumlah hutan di Riau yang saat ini terus diupayakan dipadamkan.

Kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan munculnya kabut asap terjadi sepanjang tahun di Riau dalam 18 tahun terakhir ini. Pada kebakaran tahun lalu menyebabkan kerugian ekonomi yang besar dan meninggalnya sejumlah orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement