Kamis 28 Jul 2016 10:35 WIB

Komunitas Garing Bali Pungut Sampah Sejauh 71 Kilometer

Wisatawan berjalan di antara tumpukan sampah yang terdampar di Pantai Kuta, Bali, Senin (15/2).
Foto: Antara/Wira Suryantala
Wisatawan berjalan di antara tumpukan sampah yang terdampar di Pantai Kuta, Bali, Senin (15/2).

REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Komunitas sosial Garing di Kuta, Kabupaten Badung, berencana menggelar kerja bakti memungut sampah plastik di 17 titik sepanjang 71 kilometer di seluruh Bali. Kerja bakti itu digelar untuk memaknai Hari Ulang Tahun ke-71 RI.

"Kerja bakti membersihkan sampah plastik merupakan salah satu dari beberapa kegiatan yang kami gelar pada 17 Agustus 2016," kata pencetus komunitas Garing Joseph Theodorus Wulianadi di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (28/7).

Menurut dia, aksi sosial itu dilaksanakan bersama puluhan instansi dan swasta di antaranya kalangan perbankan, wiraswasta, komunitas pencinta mobil dan motor, perusahaan swasta, sekolah, hingga instansi pemerintahan dengan melibatkan partisipasi sekitar 3.000 orang. Sebagian besar titik yang dituju sebagai lokasi aksi adalah kawasan pantai mengingat daerah tersebut menjadi daya tarik pariwisata di Pulau Dewata.

Menurut dia, sejak 11 tahun lalu pihaknya memungut sampah plastik setiap 17 Agustus dengan jangkauan mengikuti usia Republik Indonesia. "Namun sebelum itu, kami juga melakukan hal serupa tetapi jangkauannya belum mengikuti usia RI," ucap pria yang akrab disapa Mr Joger itu.

Tahun lalu, pihaknya menyasar 21 titik sepanjang 70 kilometer di seluruh Bali. Terkait perbedaan jumlah sasaran antara tahun ini dengan 2015, Ia mengaku jumlahnya berkurang karena titik sebelumnya telah dinilai berhasil mengendalikan sampah plastik, salah satunya di Desa Sekardadi di Kabupaten Bangli.

Nantinya sampah-sampah plastik yang telah terkumpul itu akan diberikan kepada pihak yang membutuhkan atau dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) Suwung. Garing adalah komunitas yang berdasarkan "niat swadaya masyarakat" atau LSM itu berasal dari kepanjangan "Tiga Piring". Nama itu mengangkat filosofi makan sehari tiga kali yang sudah cukup memenuhi kebutuhan dasar manusia. Mensyukuri kebutuhan perut telah terpenuhi, apabila memiliki kelebihan maka wajib membantu dan menjaga sesama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement