Rabu 27 Jul 2016 17:06 WIB

Rumah Sakit tak Ada Keterbukaan Data Vaksin Palsu

Rep: Kabul Astuti/ Red: Andi Nur Aminah
Dokter menyuntikkan vaksin kepada balita yang terpapar vaksin palsu saat melakukan vaksinasi ulang, di rumah sakit Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (26/7).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Dokter menyuntikkan vaksin kepada balita yang terpapar vaksin palsu saat melakukan vaksinasi ulang, di rumah sakit Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (26/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Aswandi (42) dipagut rasa kecewa. Sekitar pukul 11.00 WIB, ia didatangi oleh petugas Dinas Kesehatan dari Puskesmas Bojong Rawalumbu, Kota Bekasi untuk melakukan vaksinasi ulang terhadap putrinya, Nasywa (4,5 tahun). Bapak dua anak itu sontak kaget.

"Waktu Kemenkes mengumumkan daftar 14 rumah sakit pengguna vaksin palsu itu saya ke Hosana untuk minta penjelasan," ucap Aswandi memulai penuturannya, kepada Republika.co.id, Rabu (27/7).

Wajar, bila Aswandi langsung bergerak cepat meminta klarifikasi. Kedua anaknya lahir di RS Hosana Medica, Rawalumbu, Kota Bekasi. Lokasi RS Hosana Medica yang dekat dengan tempat tinggal membuat Aswandi menjatuhkan pilihan pada rumah sakit swasta tersebut untuk mengakomodasi layanan kesehatannya.

Setelah dimintai klarifikasi, pihak manajemen RS Hosana Medica Bekasi menjelaskan, mereka mulai melakukan pembelian vaksin palsu dari distributor CV Azka Medika pada September 2015 sampai dengan April 2016. "Anak saya lahir 2011. Secara logika, saya bilang amanlah ya," kata Aswandi.

Rasa khawatir yang sempat menyergap telah berganti menjadi kelegaan. Apabila melihat data pembelian vaksin dari RS Hosana Medica, anaknya tidak mungkin terpapar vaksin palsu. Rentang waktu kelahiran anaknya pada 2011 dengan masa pembelian vaksin palsu pada 2015, cukup jauh. Warga Perumahan Mutiara Baru, Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawalumbu itu pun kembali bekerja seperti biasa.

"Nah, ujug-ujug tadi datang dari Dinas Kesehatan Puskesmas Rawalumbu bahwa anak saya salah satunya masuk dalam daftar balita yang terkena vaksin palsu. Makanya saya bingung," lanjut Aswandi. Dengan tergopoh-gopoh, gusar, kecewa, dan kepala penuh tanda tanya, lelaki itu pun datang ke posko vaksinasi ulang di Puskesmas Bojong Rawalumbu.

Tanpa ba-bi-bu, Aswandi langsung menghujankan pertanyaan pada dokter petugas vaksinasi ulang. Jawaban yang dia terima amat mengagetkan. Sebelum melakukan pembelian dari CV Azka Medika, ternyata ada distributor lain di RS Hosana Medica yang juga teridentifikasi mengedarkan vaksin palsu. Anaknya termasuk dalam daftar pasien terpapar vaksin palsu berdasarkan hasil verifikasi dari Tim Satgas Pusat.

"Nggak cuma dari CV Azka Medika saja. Makanya, saya bilang kalau dari CV Azka Medika saja, pemakaian mulai September 2015, berarti saya pikir aman. Ternyata, di lain pihak itu, ada lagi nggak cuma satu distributor," kata Aswandi.

Lelaki itu serta merta dibalut rasa sedih dan kecewa. Kendati begitu, petugas tidak menjelaskan jumlah total keseluruhan dan nama-nama distributor vaksin palsu selain CV Azka Medika. "Jadi pusing lagi saya," ungkapnya.

Aswandi datang ke Puskesmas Bojong Rawalumbu seorang diri. Ia sengaja belum membawa anaknya lantaran masih ingin meminta klarifikasi dari pihak terkait. Setelah mendapat sejumlah penjelasan di bagian pendaftaran posko vaksinasi ulang, Aswandi kemudian diminta masuk ke dalam ruang vaksinasi ulang. Sejumlah dokter tampak berusaha menyampaikan penjelasan lebih lanjut.

Sekeluar dari ruangan, Aswandi pun menerangkan pernyataan tim dokter yang dia terima. Menurutnya, berdasarkan hasil verifikasi Tim Satgas Penanggulangan Vaksin Palsu, Nasywa terpapar vaksin palsu di usia dua bulan. Jenis vaksin yang diidentifikasi palsu tersebut adalah Pediacel. Tidak dijelaskan vaksin palsu dari distributor mana, yang pasti bukan dari CV Azka Medika.

Meski diliput rasa gundah dan harus menelan kecewa, Aswandi mengaku sudah cukup paham dengan penjelasan yang disampaikan dokter. Ia tak ingin berpikir macam-macam, kecuali kesehatan anaknya ke depan. Warga Rawalumbu ini menyatakan akan membawa sang anak ke posko vaksinasi ulang esok hari. "Besok mungkin diimunisasi kembali, deh, biar untuk kekebalan tubuhnya," pungkas Aswandi, seraya terus melipat-lipat secarik kertas yang ia bawa dari dalam ruangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement