REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar politik dari Universitas Gajah Mada (UGM), Mada Sukmajati menilai, perombakan Kabinet Kerja yang baru merupakan wujud keseriusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk segera mewujudkan program-programnya.
Selama ini, ia berujar, Presiden Jokowi sudah memberikan kesempatan pada profesional atau akademisi, untuk menduduki jabatan di kementerian. Menurutnya, masa berwacana dan beretorika selama dua tahun pemerintahan Presiden Jokowi, sudah selesai.
"Sekarang mereka sudah bisa dilihat, kemudian dalam ukuran Jokowi itu efektif dan efisien dalam mempercepat program-programnya," kata dia saat dihubungi Republika, Rabu (27/7).
(Baca juga: Jokowi: Jangan Ada Lagi Menteri yang Saling Menyalahkan)
Saat ini, Mada menyakini, Presiden Jokowi ingin segera merealisasikan banyak program-programnya. Sekaligus, menjawab tantangan-tantangan yang sekarang dihadapi Indonesia.
"Memilih orang yang sebenarnya adalah figur lama. Yang visinya, ideologinya, strateginya sudah bisa dipahami," ujar Mada.
Ia beranggapan, figur-figur yang saat ini bergabung dalam Kabinet Kerja mengindikansikan, adanya kebutuhan mewujudkan program dan berpacu dengan waktu. Mada menilai, munculnya figur-figur lama juga menunjukkan kegagalan partai, kelompok masyarakat sipil serta akademisi, dalam menghasilkan orang-orang baru.
"Akhirnya presiden pilih orang-orang lama, ini yang menunjukkan tak ada regenerasi," tutur dia.
Menurutnya, pilihan presiden merupakan harga yang harus dibayar karena adanya kebutuhan yang prakmatis mewujudkan program, kemudian segera merasakan dampaknya.
"Saya pikir sudah selesai masa bulan madu Jokowi dengan orang baru dan eksperimennya. Dia ingin segera mengejar target yang lebih terstruktur dan akhirnya bisa segera melaksanakan," jelas Mada.