REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ribuan warga Kabupaten Malang mengais rezeki ke luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) setiap tahun.
Alhasil, dengan harapan kehidupan yang lebih baik mereka berbondong-bondong merantau ke negeri seberang. Berdasarkan catatan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang, pada 2014 sebanyak 3.033 warga Kabupaten Malang memutuskan menjadi TKI.
Pada 2015 angkanya menurun menjadi 1.969. Pada semester pertama 2016, tercatat sudah 1.205 warga yang merantau sebagai TKI.
"Sejauh ini kami belum mengetahui apa yang menyebabkan angka TKI asal Kabupaten Malang sangat fluktuatif," ujar Sukardi yang menjabat Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Kabupaten Malang, Rabu (27/7) kepada Republika.co.id.
Wilayah yang mendominasi pengiriman TKI mayoritas berada di Malang bagian selatan. Donomulyo, Kalipare, Bantur, Pagak, Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo, dan Ampelgading selama ini dikenal sebagai kampung asal TKI. Para pahlawan devisa ini rata-rata memilih Hong Kong, Taiwan, dan Singapura sebagai negara tujuan.
Sukardi mengungkapkan lahan yang tidak memadai untuk bercocok tanam serta sempitnya peluang kerja menjadi faktor utama yang mendorong warga menjadi TKI. "Tidak ada perusahaan yang didirikan di daerah tersebut sehingga kalau ingin menjadi buruh pabrik juga tidak bisa," katanya.
Tahun ini TKI asal Kabupaten Malang yang bekerja di sektor formal tercatat sebanyak 25 perempuan dan 128 laki-laki. Sedangkan sebanyak dua laki-laki dan 1.050 perempuan bekerja di sektor informal.
Komposisi ini dilatari pendidikan para TKI yang umumnya tidak menempuh perguruan tinggi. "Sebagian besar TKI hanya berpendidikan setingkat SMP dan SMA," kata Sukardi.