Rabu 27 Jul 2016 12:27 WIB

Sri Mulyani Khawatir Meningkatnya Ketimpangan Masyarakat

World Bank Managing Director and Chief Operating Officer Sri Mulyani Indrawati memberikan kuliah umum di Auditorium Djoko Soetono Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI), Depok, Jawa Barat, Selasa (26/7).  (Republika/Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
World Bank Managing Director and Chief Operating Officer Sri Mulyani Indrawati memberikan kuliah umum di Auditorium Djoko Soetono Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI), Depok, Jawa Barat, Selasa (26/7). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setalah 'diselamatkan' Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari beliutan kasus Bank Century dengan meralakan pakar ekonomi 'pindah kerja' dari manteri keuangan dengan menduduki jabatan petinggi IMF, DR Sri Mulyani Indrawati kini masuk kabinet lagi. Presiden Joko Widodo menempatkan kembali dia kepada posisi lamanya, sebagai 'bendahara negara'.

Para jurnalis telah mencium kembali Sri Mulyani beberapa hari silam. Sinyal itu semakin kuat ketika Sri Mulyani tiba-tiba memberikan kuliah umum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Selasa pagi (26/7). Sri Mulyani dikabarkan pulang kembali ke tanah air dari Argentina.

Dalam pidato di depan citivitas akademi UI tersebut Sri Mulyani menyinggung banyak hal. Hal ini misalnya soal kesenjangan sosial mastarakat yang semakin lebar, soal pelayanan kesehatan yang memburuk, jebakan negara kelas menengah, hingga soal mutu pendidikan.

Inilah isi lengkap pidato Sri Mulyani yang semenjak Selasa siang beredar di media sosial:

Terima kasih kepada Universitas Indonesia, yang telah menjadi tuan rumah untuk acara yang menarik ini. Saya senang dapat kembali ke kampus, ke almamater saya.

Di sinilah saya mulai belajar ilmu ekonomi, sebuah disiplin ilmu yang telah membekali saya dengan pengetahuan teknis tentang berbagai masalah pembangunan dan ekonomi. Di Universitas Indonesia jugalah idealisme dan pemikiran saya mengenai hal-hal politik mulai tumbuh dan berkembang.

Selama belajar, mengajar dan melakukan penelitian di UI, saya melihat dan terlibat dengan proses transisi Indonesia menuju demokrasi dan menerapkan desentralisasi dan otonomi daerah. Saya juga melihat bagaimana Indonesia menangani krisis ekonomi 1997/1998.

Pengetahuan teknis yang saya pelajari sangat membantu memahami masalah dengan objektif dan akurat, yang menghasilkan pemikiran, solusi kebijakan yang kredibel yang sangat bermanfaat pada saat saya mengemban tugas sebagai pejabat negara. Kini, saya menjabat sebagai Managing Director dan Chief Operating Officer Bank Dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement