REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Sekretaris Jenderal Kemendagri, Yuswandi menyatakan, pertumbuhan perekonomian provinsi di Sumatra terjadi perlambatan tiga tahun berturut-turut. Nilai ekspor komoditas andalan di Sumatra terus mengalami penurunan.
“Hal ini perlu mitigasi apa penyebab perlambatan ekonomi dan penurunan ekspor tersebut. Mari kita migitasi,” kata Yuswandi saat membuka Rapat Koordinasi (Rakorgub) se-Sumatra di Bandar Lampung, Selasa (26/7) malam.
Menurut dia, Pulau Sumatra menjadi lumbung komoditas berbagai pertanian dan perkebunan, seharusnya dapat memicu pertumbuhan ekonomi masing-masing daerahnya. Untuk itu, ia mengajak semua daerah berintegrasi meningkatkan daya saing komoditas masing-masing provinsi.
Ia mengakui selain pertumbuhan ekonomi melambat tiga tahun terakhir, namun penanaman modal di bidang konstruksi di Sumatra mengalami kenaikan sekitar 30 persen dibandingkan Jawa Barat, Yogyakarta. “Proyek konstruksi masuk di Sumatra mencapai Rp 500 triliun,” katanya mewakili Mendagri Tjahjo Kumolo yang tidak bisa hadir.
Salah satu yang perlu diperhatikan soal komoditas Sumatra, ia mengemukakan perlu pengembangan gahuru bagi petaninya. Nilai jual gaharu, kata dia, sangatlah menjanjikan. “Satu milimeternya (gaharu) di pasar Arab dan India mencapai Rp 7 juta,” ujarnya.
Selain itu, menurut dia, pengembangna jalan tol dari Lampung hingga Aceh dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya mencapai 15 persen. Ia mengatakan kehadiran jalan tol di Sumatra menjadi sangat penting dalam meningkatkan perekonomian daerah.