Rabu 27 Jul 2016 03:30 WIB

Geram Maraknya Pekerja Cina, Ketum Hipmi: Indonesia Bukan Provinsi Cina

Rep: c39/ Red: Bilal Ramadhan
Tenaga kerja dari Cina (ilustrasi).
Foto: Republika/Mardiah
Tenaga kerja dari Cina (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah mencuatnya isu reshuffle, Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) mendesak Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri untuk mundur dari jabatannya. Hal ini disampaikan Ketua Umum BPP Hipmi Bahlil Lahadalia.

Menurut Bahlil, Menaker harus mundur karena pekerja asing khususnya dari Cina saat ini sudah membludak dan akan membawa dampak buruk bagi negara. Di antaranya terhadap pelanggaran undang-undang, kecemburuan sosial, dan kerusakan budaya bangsa.

“Ini adalah negara Republik Indonesia, bukan salah satu provinsi dari Cina. Penggunaan bahasa Indonesia adalah bagian dari idealisme kita sebagai sebuah negara, bukan sebatas aturan formal permenaker,” jelas dia dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/6).

Menurut dia, khadiran pekerja kasar asing di Indonesia akan menimbulkan kecemburuan sosial yang dapat meledak menjadi konflik sosial. Selain itu, kata dia, pekerja asing juga akan merusak budaya bangsa Indonesia.

“Sebab budaya kita, sekalipun kita ini miskin secara ekonomi, kita tetap memegang adat kesantunan. Kita punya rasa malu, punya budaya bersih. Sedangkan pekerja Ciina di Lebak, Banten, malah buang kotoran sembarangan. Mereka juga tidak menghargai masyarakat lokal. hal ini akan menjadi pemicu konflik sosial yang sangat serius bila tidak segera ditata dengan baik,” kata Bahlil.

Bahlil juga mengaku heran dengan Menaker yang menyanggah keberadaan pekerja asal negeri Tirai Bambu tersebut di sektor infrastruktur.  Menurut diam Menaker hanya percaya pada data formal tanpa mau melakukan ricek lokasi.

“Memang, pekerja Cina tidak sampai sepuluh juta. Tetapi, pekerja Cina bukan hanya mempunyai skill khusus, tapi bahkan pekerja kasar pun diboyong dari sana. Ini merupakan penghinaan bagi bangsa dan negara.” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement