Selasa 26 Jul 2016 16:32 WIB

Sri Mulyani Ungkap Kekhawatiran Terbesar pada Pemerintah

Sri Mulyani (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Sri Mulyani (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Managing Director and Chief Operating Officer Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya perbaikan layanan kesehatan dan pendidikan di Indonesia untuk meningkatkan sumber daya manusianya guna memacu pertumbuhan ekonomi.

Sri dalam kuliah umumnya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, Selasa (26/7), menekankan agar pemerintah terus meratakan layanan kesehatan dan pendidikan di daerah-daerah yang tertinggal.

"Salah satu kekhawatiran terbesar saya adalah meningkatnya ketimpangan di masyarakat. Indikator kesenjangan (koefisien Gini) Indonesia meningkat tajam dari 30 pada tahun 2003, ke 41 pada 2014. Ketimpangan yang sangat tajam bisa menghambat potensi pertumbuhan jangka panjang Indonesia," jelas dia.

Sri yang juga mantan menteri keuangan RI tersebut mengungkapkan ketimpangan di Indonesia banyak ditentukan oleh hal-hal yang di luar kendali orang-orang yang kurang beruntung.

"Sepertiga ketimpangan di Indonesia disebabkan oleh empat faktor pada saat seseorang terlahir, yaitu di provinsi mana mereka lahir, dilahirkan di kota atau di desa menentukan orang itu (akan) maju atau tidak, lahir di keluarga dengan kepala rumah tangga perempuan (yang) biasanya disadvantage, dan pendidikan orang tua," jelas Sri.

Menurut dia, hal tersebut merupakan tantangan Indonesia dengan memberikan layanan kesehatan dan pendidikan yang sama di mana pun seorang bayi terlahir di Indonesia.

Sri yang juga alumnus Universitas Indonesia itu menjabarkan, sekitar 37 persen balita Indonesia mengalami stunting atau tidak menerima nutrisi yang cukup mulai dari kandungan hingga usia dua tahun, yang mengakibatkan otak anak kurang berkembang.

Data tersebut dapat diartikan bahwa satu dari tiga anak Indonesia akan kehilangan peluang lebih baik dalam hal pendidikan dan pekerjaan dalam sisa hidupnya.

Ia juga memberi perhatian pada rendahnya belanja kesehatan terhadap PDB Indonesia yang hanya 1,2 persen pada 2014. Indonesia menjadi negara terendah kelima di dunia dalam anggaran kesehatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement