Selasa 26 Jul 2016 13:34 WIB

Kemenkes Pastikan Belum Ada RS Lain yang Terima Vaksin Palsu

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Esthi Maharani
Orang tua korban vaksin palsu mendatangi Rumah Sakit Ibu Anak (RSIA) Sayang Bunda, Babelan, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (22/7).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Orang tua korban vaksin palsu mendatangi Rumah Sakit Ibu Anak (RSIA) Sayang Bunda, Babelan, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (22/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maura Linda Sitanggang, mengatakan belum ada indikasi keterlibatan rumah sakit (RS) lain di luar 14 RS swasta yang diduga menerima vaksin palsu. Hingga saat ini, sudah 80 persen anak terduga korban vaksin palsu divaksin ulang oleh Kemenkes.

"Belum, belum ada laporan lain. Satgas vaksin palsu masih terus bekerja," ujar Linda usai rapat koordinasi penanganan kasus vaksin palsu di Gedung Kemenko PMK, Selasa (26/7).

Linda melanjutkan, saat ini telah menghimpun data korban vaksin palsu dari 14 RS. Jumlah korban saat ini mencapai 519 anak. Dari jumlah itu, kata Linda, sebanyak 80 persennya sudah menerima vaksinasi ulang.

"Sisanya tidak perlu vaksin ulang. Satgas terus bekerja sehingga masih akan ada data tambahan," tutur Linda.

Pada 14 Juli lalu,  Kemenkes membuka identitas 14 RS penerima vaksin palsu. Mayoritas RS berada di Bekasi. Adapun 14 RS yang dimaksud adalah RS DR Sander (Bekasi), RS Bhakti Husada (Cikarang, Bekasi), Sentral Medika (Gombong), RSIA Puspa Husada, Karya Medika (Tambun, Bekasi), Kartika Husada (Bekasi), Sayang Bunda (Bekasi)  , Multazam (Bekasi), Permata (Bekasi), RSIA Gizar (Cikarang, Bekasi), Harapan Bunda (Kramat Jati, Jakarta Timur), Elizabeth (Bekasi), Hosana (Cikarang) dan Hosana (Bekasi).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement