REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Direktur Eksekutif Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Sarimun Hadi Saputra mengatakan, di era globalisasi ini tantangan kota-kota di Indonesia akan semakin berat.
"Tantangan kita semakin berat, seperti kemacetan lalu lintas yang memang tak terhindarkan, karena infrastruktur jalan di perkotaan tidak sebanding dengan laju pertumbuhan kendaraan," kata Sarimun dalam konferensi pers menjelang pelaksanaan Munas Apeksi di Jambi, Senin (25/7).
Guna mengatasi hal tersebut, kata Sarimun harus segera dipikirkan oleh pemerintah kota itu sendiri dengan memulai memprioritaskan angkutan umum yang nyaman di perkotaan.
"Dan kita juga menekankan bahwa kota-kota di seluruh Indonesia harus berkolaborasi untuk maju bersama. Kalau dulu kota-kota di Indonesia saling berkompetisi satu sama lain, tapi sekarang eranya sudah beda, makanya kita tekankan untuk berkolaborasi," katanya menjelaskan.
"Tidak ada kompetisi lagi antar kota, tapi kita kolaborasi, sehingga pada dinamika perkembangan ini kota-kota di Indonesia tidak tertinggal lagi dengan kota di luar negeri," katanya lagi.
Selain itu, karena sumber pendapatan asli daerah (PAD) perkotaan pada umumnya dari sektor perdagangan dan jasa, maka wilayah perkotaan harus mampu memberikan rasa nyaman dan aman. Sehingga menjadi daya tarik pengusaha untuk berinvestasi.
"Kota itu harus sejuk, nyaman, indah dan bersih, sehingga kalau sudah demikian tentu akan mengundang investasi, karena kita tahu sumber PAD kota itu umumnya dari sektor jasa, karena memang perkotaan itu minim sekali sumber daya alamnya," katanya.
Apalagi menurut Sarimun, berdasarkan hasil survei bahwa 60 persen penduduk itu akan tinggal di kota, karena semua orang melihat bahwa hidup di kota itu lebih nyaman.
"Oleh karena itu harus ada strategi dari yang dimulai dari sekarang, salah satunya dengan saling berkolaborasi satu sama lain memajukan kota-kota di Indonesia," katanya menambahkan.