REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla memberikan keynote speech dalam konferensi internasional Preparatory Commitee Meeting (Prepcom) 3 for Habitat III di Grand City Surabaya, Senin (25/7). Dalam pidatonya Wapres menekankan bagaimana membuat konsep urbanisasi menjadi hal yang positif.
Wapres mengatakan, pada 50 tahun yang lalu sebanyak 70 persen masyarakat Indonesia berada di pedesaan. Saat itu lahan pertanian masih menjadi mata pencaharian bagi masyarakat di desa. Namun, pada 30 tahun mendatang, diperkirakan penduduk sebanyak 67 persen Indonesia akan tinggal di perkotaan.
Selain pertambahan jumlah penduduk yang semakin cepat, mekanisasi pertanian yang semakin besar menyebabkan lapangan kerja di perdesaan semakin kecil. Sehingga masyarakat desa berpindah ke kota. “Apapun situasinya akan terjadi urbanisasi di dunia. Maka bertambahnya penduduk perkotaan adalah suatu kepastian,” kata Wapres.
Menurut Wapres, tantangan ke depan, bagaimana perkotaan menghadirkan sarana permukiman yang baik dan menjadi kunci bagi penduduk dunia untuk bermukim dengan nyaman. Kota, lanjutnya, harus inklusif dan mengakomodasi semua warganya. Kota juga harus lebih sustainable, menyediakan layanan pendidikan dan kesehatan yang baik.
“Tantangannya bagaimana kota dapat menjadi pemukiman yang baik, menyenangkan bagi semua orang, bagaimana urbanisasi ini menjadi positif berguna bagi semua orang,” jelas Wapres.
Baca juga, Iming-Iming Ganjar Agar Warga tak Lakukan Urbanisasi.
Ia menambahkan, pada zaman dulu jumlah penduduk yang besar menjadi beban. Namun, Cina membuktikan jika jumlah penduduk yang besar bisa menjadi negara maju karena masyarakatnya berperan sebagai konsumen dan produsen yang baik.