REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) mengusulkan dua taman nasional yakni Pulau Seribu dan Wakatobi menjadi ASEAN Heritage Park (AHP), setelah Taman Nasional Way Kambas (TNWK) ke-36. Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLH, Tachrir Fathoni mengatakan pada sidang komite AHP ke-5 di Bandar Lampung, pada 25-26 Juli 2016, Indonesia akan mengusulkan dua taman nasional (TN) lagi untuk masuk pada AHP setelah TNWK.
“Kami usulkan lagi Pulau Seribu dan Wakatobi masuk AHP menyusul Way Kambas,” kata Tachrir Fathoni disela-sela sidang komite AHP di Bandar Lampung, Senin (24/7).
Ia mengatakan AHP merupakan kawasan perlindungan terpilih di wilayah ASEAN dengan keanekaragaman hayati dan ekosistem yang unik dan mempunyai nilai yang tinggi. “AHP diberikan sebagai penghargaan tinggi terhadap pentingnya kawasan tersebut sebagai kawasan konservasi,” ujarnya.
Melalui deklarasi ASEAN tentang heritage parks and reserves, negara-negara ASEAN sepakat mengelola AHP secara efektif guna memelihara proses ekologis dan sistem pendukung kehidupan, melestarikan keragaman genetik, memastikan pemanfaatan spesies dan ekosistem secara berkelanjutan. Selain itu menjaga keindahan alam, budaya, pendidikan, penelitian, rekreasi, dan pariwisata.
Hingga kini sudah terdapat 37 AHP yang telah ditetapkan ASEAN. Empat di antaranya berada di Indonesia, yaitu TN Gunung Leuser, TN Kerinci Seblat, TN Lorentz dan TN yang baru ditetapkan ke-36 TNWK.
TNWK ditetapkan pada sidang ke-13 ASEAN Ministerial Meeting on The Environment di Hanoi, Vietnam, pada 28 Oktober 2015. Tachrir berharap TN Pulau Seribu di wilayah Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, dan TN Wakatobi di Sulawesi Tenggara, menyusul masuk AHP selanjutnya.
Penetapan TNWK dan tiga TN lainnya di Indonesia, ia mengatakan hendaknya semua pihak menjaganya dari kerusakan alam dan ekosistemnya. Penghargaan AHP tersebut selayaknya membuat semangat masyarakat Indonesia menjaga alam dan lingkungan yang ada, terhindar dari kerusakan alam dan kepunahan satwanya.
Komite AHP sudah digelar empat kali sejak 2009 di Singapura. Selanjutnya di Brunei Darussalam pada 2010, Indonesia pada 2012, dan Brunei Darussalam pada 2014. Pada sidang komite AHP tahun ini, juga akan dilakukan pemberian nama badak sumatra kedua yang lahir di TNWK beberapa waktu lalu.