REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Pengkajian dan Penerapa Teknologi (BPPT) menggelar Kongres Teknologi Nasional (KTN) 2016 dengan tema 'Inovasi Teknologi untuk Kejayaan Bangsa dan Negara'. Menurut Kepala BPPT, Unggul Priyanto cara ini juga bertujuan untuk bisa melahirkan rekomendasi teknologi kepada pemangku kebijakan.
Peran inovasi dan penugasan teknologi Indonesia masih lemah sampai saat ini. Padahal hal tersebut sangat berpengaruh kuat terhadap peningkatan daya saing industri. “Dalam rangka mendukung pengembangan industri nasional serta peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa,” kata Unggul di Gedung BPPT II Thamrin, Jakarta, Senin (25/7).
Rekomendasi yang diharapkan bisa terlahir dari KTN ini juga didasari atas lambatnya perkembangan teknologi pada industri nasional. Hal ini bisa terjadi karena pada hakikatnya tidak terlepas dari permasalahan sistem regulasi teknologi nasional. Dalam hal tersebut termasuk hubungan kemitraan dengan industri terkait.
Di samping itu, BPPT juga memandang masalah sistem penelitian, pengembangan dan penerapan IPTEK dalam bingkai ekonomi berlandaskan IPTEK. Menurut Unggul, perihal ini masih belum terimplementasi dengan baik dalam sektor industri.
Unggul juga menerangkan mengapa rekomendasi menjadi tujuan dalam KTN kali ini. Sebab, kegiatan ini menjadi ajang temu dan tukar informasi antara pengambil keputusan, pakar dan praktisi teknologi. Bahkan, lembaga riset internasional dari Jepang, Thailand, Prancis, Belanda dan sebagainya turut diikutsertakan.