Jumat 22 Jul 2016 21:30 WIB

Dokter: Salah Satu Obat Kanker itu Senyum

Sel kanker
Foto: pixabay
Sel kanker

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI - Kepala Instalasi Paliatif dan Bebas Nyeri RSUD Dr Soetomo Surabaya dr Agus Ali Fauzi menegaskan salah satu obat untuk pasien yang menderita penyakit kanker adalah tersenyum, sehingga ia merasa tidak terbebani dengan penyakit yang dideritanya.

"Senyum itu antioksidan, jadi dengan tersenyum bisa menciptakan pikiran yang positif," katanya ditemui dalam kegiatan seminar kesehatan oleh Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Kota Kediri di Balai Kota Kediri, Jumat.

Ia mengatakan kanker menjadi salah satu penyakit yang banyak diderita oleh manusia. Penyakit itu tidak mengenal usia, jenis kelamin, jabatan, bahkan tidak mengenal status sosial seseorang.

Menurut dia, kanker adalah neoplasma yang pertumbuhannya abnormal di dalam tubuh dan tidak dapat dikendalikan oleh tubuh sendiri. Neoplasma menjadi berbahaya jika kondisinya ganas sehingga sering disebut kanker.

Penyakit ini, kata dia, adalah penyakit gen dan bukan genetik atau keturunan. Setiap orang berpotensi bisa terkena penyakit ini. Banyak hal yang bisa memengaruhi misalnya pikiran, stres, lingkungan, hingga makanan. "Penyebab tepat pastinya belum diketahui, tapi banyak faktor, misalnya pikiran, stres, lingkungann, makanan dan itu berkaitan," ujarnya.

Baca juga,  WHO: Tak Ada Bukti Kopi Bisa Sebabkan Kanker.

Ia mengatakan kanker yang paling banyak terjadi adalah serviks dan payudara. Dari pengalaman, kecenderungan penyakit itu lebih tinggi daripada jenis kanker lainnya dan setiap waktu selalu bergantian.

Bahkan, setiap tahun tidak kurang dari 15 ribu kasus kanker serviks terjadi di Indonesia. Hal itu membuat kanker serviks disebut sebagai penyakit pembunuh wanita nomor 1 di Indonesia.

Setiap hari di Indonesia dari 40 wanita yang terdiagnosa menderita kanker serviks, 20 wanita di antaranya meninggal karena kanker tersebut. "Urutan pertama kanker serviks dan payudara, dan itu selalu bergantian. Sekarang kecenderungan kanker payudara banyak dan terus meningkat. Di Dr Soetomo Surabaya saja, setiap hari ada ratusan," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement