Jumat 22 Jul 2016 15:26 WIB

Orang Tua Cemas Perkembangan Anak yang Kena Vaksin Palsu

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Bilal Ramadhan
Aliansi Orang Tua Korban Vaksin Palsu bersama KontraS dan YLBHI  menggelar aksi solidaritas di RS Harapan Bunda, Jakarta, Rabu (20/7).Republika/Wihdan Hidayat
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Aliansi Orang Tua Korban Vaksin Palsu bersama KontraS dan YLBHI menggelar aksi solidaritas di RS Harapan Bunda, Jakarta, Rabu (20/7).Republika/Wihdan Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit (RS) Harapan Bunda digugat secara perdata oleh orang tua yang merasa dirugikan terkait pemberian vaksin palsu. Gugatan itu didaftarkan Maruli Silaban, ayahanda Putri Angel Nauli Silaban (3 tahun), ke Pengadilan Negeri Jakarta Timur, hari ini (22/7).

Dia menuturkan, buah hatinya itu menjadi korban pemberian vaksin palsu di RS Harapan Bunda. Ananda Nauli Silaban, lanjutnya, lahir pada 3 Agustus 2013 di rumah sakit tersebut. Maruli menganggap, pihak RS Harapan Bunda tidak bertanggungjawab.

Menurutnya, rumah sakit tersebut harus membuka data medis sebagai bentuk tanggung jawab kepada orang tua yang anaknya divaksinasi di sana. "Bukan hanya resume medis. Tapi mestinya pihak rumah sakit membuka data, sejak kapan RS itu vaksin palsu masuk ke sana," ucap Maruli Silaban, Jumat (22/7).

Sesuai rilis Kemenkes, RS Harapan Bunda merupakan salah satu dari 14 fasilitas kesehatan swasta yang telah memberikan vaksin palsu. Maruli menuturkan, sebagaimana pengakuan tersangka ke kepolisian, peredaran vaksin palsu terjadi setidaknya sejak tahun 2003.

Karena itulah dia merasa sangat khawatir akan imunitas tubuh anaknya di masa depan. "Ya siapa yang enggak cemas terhadap masa depan anaknya? Ini masalah kesehatan," tukas dia.

RS Harapan Bunda telah menjelaskan, penggunaan vaksin palsu hanya pada periode Januari sampai Maret 2016. Namun, Maruli mempertanyakan mengapa anaknya tak kunjung dihubungi pihak RS itu.

Walaupun ada upaya vaksinasi ulang dari Kemenkes, Maruli masih enggan itu dilakukan terhadap anaknya. Kecuali, bila anaknya sudah mendapatkan pengecekan medis (medical check up) sebelumnya.

Dari sanalah dapat diketahui, apa vaksin yang kurang dari vaksinasi sebelumnya yang dipalsukan. Maruli mengaku kesal lantaran pihak RS Harapan Bunda terkesan mengabaikan hal tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement