REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan tidak akan menghentikan operasi Tinombala. Operasi tersebut terus akan dilanjutkan sampai benar-benar jaringan teroris tersebut diringkus seluruhnya.
Tito mengatakan kelompok teroris tersebut sudah melemah, apalagi Santoso yang selama ini dianggap sebagai pimpinan tersebut diduga telah tertembak. "Sudah pasti melemah, kemudian beberapa (juga) meninggal. Tinggal 19 orang," kata Tito di Kejaksaan Agung RI, Jakarta Selatan, Jumat (22/7).
Meski kelompok tersebut dianggap sudah melemah, Tito mengatakan masih ada orang-orang dalam jaringan tersebut yang diketahui memiliki kemampuan dan militansi yang tinggi seperti Basri dan Ali Kalora. Sehingga Tito menegaskan bahwa operasi timobala terus berlanjut.
"Oleh karena itu jangan sampai buru-buru cabut operasi ini. Operasi ini sangat efektif karena operasi gabungan dengan kekuatan itu, medan yang luas itu tadinya indikatornya ini berhasil," ujar mantan Kapolda Metro Jaya itu.
Tito berujar sebelumnya jaringan teroris tersebut yang mendikte serangan di mana saja hingga menjadikan banyak orang sebagai korban, polisi, masyarakat, bahkan tentara. Hingga kemudian dibentuknya satgas khusus operasi timobala yang mengepung dan melakukan penyekapan terjadap kelompok teroris Abu Warda.
"Sudah bagus, kalau ada yang menyatakan cepat saja dicabut (operasi tinom) seharusnya tidak. Kalau dicabut sekarang kami yang tahu persis ancaman situasi di sana. Kalau dicabut sekarang ini bisa muncul kembali, rebound, mereka akan melakukan regrouping, konsolidasi kembali," ujar dia.
Seharusnya, kata Tito, ini dijadikan sebagai momentum yang sangat bagus. Yakni saat kelompok teroris melemah aparat harus semakin memberikan tekanan yang tinggi sehingga tokoh utama lain seperti Ali Kalora dan Basri juga segera tertangkap.