REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menegaskan bahwa masuknya tenaga kerja asing termasuk dari Cina yang masuk ke Indonesia pasti sudah melewati seleksi ketat.
Alasannya, untuk kebutuhan tenaga kerja berketrampilan dalam setiap proyek meminta adanya spesifikasi khusus. Sudirman menilai, tak akan ada sembarang pekerja Cina yang bisa menguasai posisi pekerja berketrampilan.
"Kalau di core energi, semua kegiatan keteknisan memerlukan sertifikasi kan. Listrik, migas, tambang. Jadi harusnya tidak akan ada masalah. Jadi pekerja-pekerja teknis keenergian sudah pasti bisa masuk sini dengan catatan-catatan ketat," kata Sudirman di Kementerian ESDM, Kamis (21/7).
Hanya saja, Sudirman mengakui bahwa pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk mencegah masuknya tenaga kerja tanpa keterampilan ke dalam sejumlah proyek energi di dalam negeri.
Ia menjelaskan bahwa kementeriannya memiliki standar sendiri bagi kebutuhan pekerja berketrampilan dalam proyek-proyek energi. Namun, untuk pekerja tanpa ketrampilan, Sudirman menyebutkan pihaknya tidak memiliki wewenang.
"Yang mungkin kita sulit kendalikan adalah proyek energi yang juga memerlukan tenaga-tenaga non teknis. Alias tenaga kasar non-skill. Kita ga bisa," katanya.
Sudirman sekali lagi menegaskan, pekerja teknis asing di sektor energi sampai saat ini masih dalam batas wajar. Ia menyatakan bahwa pekerja non-skill lah yang memang harus diawasi.
"Kementerian ini tidak bisa menjangkau karena tidak bisa enforce persyaratan apapun. Tapi kalau urusan kilang, listrik, hulu, pasti memerlukan persyaratan tertentu," katanya.
Sebelumnya sempat diberitakan rumor masuknya 10 juta pekerja Cina sebagai bagian dari komitmen kerja sama Indonesia-Cina. Selain itu, sejumlah proyek PLTU juga disebut menyerap pekerja-pekerja asal Cina.