Kamis 21 Jul 2016 14:56 WIB

Remaja Jadi Sasaran Industri Rokok

Larangan merokok
Foto: EPA
Larangan merokok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Ketua Lentera Anak Lisda Sundari mengatakan, anak-anak dan remaja Indonesia menghadapi bahaya kecanduan nikotin sebab kalangan itu menjadi sasaran industri rokok untuk menjadi perokok baru.

"Iklan rokok yang marak di media-media banyak menampilkan gaya hidup remaja. Industri rokok sengaja membidik anak muda sebagai pasar," kata Lisda dihubungi di Jakarta, Kamis (21/7).

Lisda mengatakan ancaman rokok harus dianggap sebagai bahaya laten karena dampak yang dirasakan akan muncul dalam waktu lama, sejak seseorang merokok hingga ketagihan dan akhirnya menderita sakit.

Bahaya rokok akan lebih berdampak pada anak-anak karena semakin muda seseorang mulai merokok, maka dia akan semakin mudah untuk ketagihan dan sulit untuk berhenti merokok.

"Anak-anak kita yang saat ini sudah mulai merokok sejak usia 10 tahun akan menjadi generasi yang sakit-sakitan 15 tahun kemudian. Harus ada upaya nyata untuk melindungi anak-anak dari bahaya rokok," tuturnya.

Data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2014 menunjukkan terdapat 20,3 persen remaja Indonesia berusia 13 tahun hingga 15 tahun yang merokok. Sedangkan data Riset Kesehatan Dasar 2014 menyatakan perokok pemula remaja usia 10 tahun hingga 14 tahun pada 10 tahun terakhir naik dua kali lipat dari 9,5 persen pada 2001 menjadi 18 persen pada 2013.

Salah satu yang membuat anak-anak tertarik untuk mulai merokok adalah iklan dan promosi rokok. Data GYTS 2014 menunjukkan terdapat 60,7 persen anak-anak yang melihat iklan promosi rokok di toko-toko, terdapat 62,7 persen anak yang melihat iklan rokok di media serta terdapat 7,9 persen anak-anak yang mengaku pernah ditawari rokok oleh penjual rokok.

Karena itu, Lentera Anak mendesak pemerintah Indonesia untuk segera mengaksesi (meratifikasi) Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC) untuk melindungi anak-anak dari bahaya rokok. Salah satu hal yang diatur dalam FCTC adalah tentang iklan, promosi dan sponsorship rokok.

"Lentera Anak berharap aksesi FCTC bisa menjadi kado pada Hari Anak Nasional 2016 yang akan diperingati di Mataram. Jutaan anak di 180 negara yang pemerintahnya sudah mengaksesi FCTC sudah mendapatkan perlindungan. Anak-anak Indonesia juga memiliki harapan yang sama," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement