Rabu 20 Jul 2016 23:37 WIB

Ini Cara STP Operasikan KJA di Danau Toba

Pemeriksaan karamba jaring apung (KJA) di Danau Toba
Foto: ist
Pemeriksaan karamba jaring apung (KJA) di Danau Toba

REPUBLIKA.CO.ID, SIMALUNGUN -- Karamba jaring apung (KJA) milik PT Suri Tani Pemuka (STP), anak usaha PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (Japfa) dipastikan beroperasi dengan menerapkan prinsip sustainable fisheries. Pola pengelolaan tersebut memungkinkan tidak ada limbah yang dari proses budi daya yang dibuang ke Danau Toba. 

"Pengelolaan limbah karamba menggunakan lift up system sehingga bisa diminimalisasi, penggunaan teknologi ini sudah tepat. Mereka mengikuti kaidah budi daya yang baik," ujar Kepala Bagian Humas Kemenko Maritim dan Sumber Daya, Shahandra Hanitiyo.  

Lift up system adalah sebuah alat untuk menarik kotoran ikan dan juga ikan mati yang berada di bawah karamba. Keberadaan alat tersebut yang membuat operasional budi daya ikan tilapa milik STP tersebut mampu berjalan secara berkesinambungan dari aspek lingkungan. 

"Tak hanya menggunakan lift up system, kami juga mengembangkan teknologi pembuatan pakan dengan kadar fosfor rendah dan memanfaatkan feed broadcaster untuk memberikan pakan ikan," ujar Direktur External Relation Japfa, Rachmat Indrajaya dalam keterangannya.

"Dengan dua metode tersebut memungkinkan pakan yang ditebar ke KJA sesuai dengan kebutuhan ikan dan tidak ada yang terbuang percuma," lanjut Rachmat. 

Feed broadcaster merupakan alat untuk menebar pakan ikan. Dengan alat tersebut memungkinkan pakan tersebar merata dan terkonsumsi dengan baik oleh ikan. Modifikasi alat dan pakan memungkinkan budi daya yang dilakukan STP tetap dapat menjaga kualitas air di Danau Toba. 

Dua metode tersebut memberikan kemungkinan kepada STP untuk mengelola budi daya tilapia dengan lebih berkeseninambungan dan memperhatikan aspek pelestarian alam. Berkat berbagai terobosan tersebut, produksi tilapia STP mampu menembus pasar Eropa dan Amerika. 

Menurut Rachmat, bukti lainnya yang menunjukkan STP sudah mampu memenuhi kualitas dan standar tersebut adalah pengakuan dari beberapa lembaga sertifikasi. Beberapa di antaranya pengakuan atas cara budi daya yang ramah lingkungan dari ASC (Aquaculture Stewardship Council, yang didirikan oleh WWF dan IDH), BAP (Best Aquaculture Practice) dan Monterey Bay Aquarium Seafood Watch.

"Japfa mendukung penuh keinginan pemerintah untuk menjadikan Danau Toba sebagai daerah destinasi wisata unggulan Indonesia. Kami siap berkolaborasi dengan seluruh elemen untuk mewujudkan cita-cita tersebut," imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement