REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Hari Nugroho mengatakan untuk sementara status pembuangan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi dapat dikatakan vakum. Hal ini menyusul pengambilalihan TPST Bantargebang oleh Pemprov DKI Jakarta dari PT Godang Tua Jaya (GTJ).
(Baca juga: Pemprov DKI Putuskan Kontrak TPST Bantargebang)
Truk sampah DKI Jakarta yang masuk ke TPST hanya yang bertugas mengirim sampah buangan malam. Sampah buangan pagi sementara masih ditahan di wilayah masing-masing. Ia mengatakan Pemprov DKI Jakarta membutuhkan waktu untuk mendatangkan alat berat seperti shovel, waste loader, hingga eskavator. Diperkirakan, proses tersebut memakan waktu dua hari.
"Hari ini kami rencanakan mobilisasi sekitar 5 shovel dan 2 waste loader. Kemudian besok pagi kalau memang dibutuhkan segera kami kirim 15 eskavator baru yang memang sudah kami siapkan di pengadaan 2016. Lanjut nanti untuk memadatkan dan mendorong sampah, kami akan kirim 5 buah refuse compactor," ujar Hari, kepada Republika, Rabu (20/7).
Hari juga menerangkan, setelah pengambilalihan dari Dinas Kebersihan, semua operasional yang berkaitan dengan swakelola TPST Bantargebang berada di bawah kendali Dinsih DKI Jakarta. Pengelolaan TPST Bantargebang pun akan dilakukan dengan sistem swakelola oleh DKI Jakarta.
"Otomatis karena ini pengambilalihannya langsung diambil oleh Dinas Kebersihan ya Dinas Kebersihan. Tentunya nanti tetap kami akan merangkul mitra yang nanti membantu kami," kata dia.
Hari memastikan proses pengambilalihan TPST Bantargebang sudah dilakukan sesuai tahapan yang ada. Pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan, termasuk mencegah kemungkinan adanya sengketa.