Rabu 20 Jul 2016 17:10 WIB

Mentan Minta Jabar Manfaatkan Si Cantik La Nina

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Friska Yolanda
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berbicara pada 'Rapat Koordinasi Luas Tambah Tanam (LTT) dan Serap Gabah Petani (Sergap) di Jabar' di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (20/7). (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berbicara pada 'Rapat Koordinasi Luas Tambah Tanam (LTT) dan Serap Gabah Petani (Sergap) di Jabar' di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (20/7). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan petani di Jawa Barat harus benar-benar memanfaatkan musim kemarau basah atau La Nina, agar produksi padinya meningkat. 

"La Nina ini barang cantik. Kalau El Nino tahun kemarin itu barang jelek," tutur dia, saat menghadiri agenda percepatan tanam 2016 di Desa Jatisari, Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Rabu (20/7).

Amran meyakini pada tahun ini Jawa Barat bisa menjadi daerah penghasil padi terbesar di Indonesia. Menurut dia, keberadaan Waduk Jatigede dan musim kemarau basah jelas akan menaikkan produksi padi dari Jabar. "Tahun ini saya yakin Jabar nomor satu (dalam penghasil padi terbesar di Indonesia)," ujar dia.

Amran juga mengakui, pada tahun lalu, Jawa Timur memang menjadi daerah nomor wahid sebagai penghasil padi terbesar, sedangkan Jabar di urutan kedua. 

"Memang Jatim tahun lalu nomor satu, tapi nanti ada "serangan balik" dari Jabar. Karena selisihnya juga hanya 271 ribu ton," tutur dia.

Menurunnya produksi padi pada tahun lalu, diakui Amran, karena gangguan iklim El Nino hingga menyebabkan 200 ribu hektare lahan puso. Namun, karena tahun ini ada kemarau basah, total lahan yang puso tahun lalu tentu pulih kembali. 

"Makanya lawannya Jatim terlalu berat karena sudah ada waduk Jatigede. Kami yakin tahun depan nomor satu adalah Jabar," tutur dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement