Selasa 19 Jul 2016 16:28 WIB

Kemarau Basah Berpotensi Picu Banjir dan Tanah Longsor

Jalur rawan longsor.   (ilustrasi)
Foto: Antara/Ampelsa
Jalur rawan longsor. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah mengimbau masyarakat setempat mewaspadai kemarau basah karena berpotensi menimbulkan bencana alam seperti banjir serta tanah longsor.

"Hujan pada musim kemarau (kemarau basah) akibat fenomena La Nina ini diperkirakan terjadi hingga Agustus 2016 sehingga perlu diwaspadai oleh masyarakat," kata Kepala Stasiun BMKG Jawa Tengah Tuban Wiyoso di Semarang, Selasa (19/7).

Hal tersebut disampaikan Tuban pada rapat koordinasi kesiapan menghadapi musim kemarau dan evaluasi penanganan bencana di Provinsi Jateng yang dilaksanakan di kantor BPBD Jateng. Menurut dia, berdasarkan pengamatan BMKG diketahui bahwa di Jateng diperkirakan masih banyak terjadi hujan karena dipengaruhi air pasang di daerah Samudera Hindia?sedang tinggi sehingga masih memengaruhi intensitas hujan.

Ia mengungkapkan pada Juli 2016 masih akan terjadi hujan dengan intensitas ringan, sedang, sampai tinggi, tapi memasuki Agustus diperkirakan mulai menurun meski masih ada potensi terjadi hujan. "Intensitas hujan tinggi masih berada di daerah Jateng bagian tengah, bagian selatan barat, dan sedikit bagian utara," ujarnya.

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah mengaktifkan kembali sejumlah posko banjir guna mengantisipasi dampak buruk anomali cuaca yang terjadi akhir-akhir ini. "Posko-posko banjir di daerah yang punya pengelola sumber daya air, kami aktifkan kembali untuk mengantisipasi anomali cuaca," kata Kepala Dinas PSDA Jateng Prasetyo Budhie Yuwono.

Menurut dia, pengaktifan kembali posko banjir yang baru saja ditutup pada akhir Maret 2016 atau berakhirnya musim hujan itu merupakan tindakan strategis dari jajaran Dinas PSDA Jateng untuk memantau sekaligus mengidentifikasi pascakejadian banjir di sejumlah daerah.

"Dengan posko banjir yang diaktifkan itu, kami sudah perintahkan untuk melakukan 'walk true' ulang guna mengantisipasi banjir pada musim hujan kedepan," ujarnya.

Dengan kondisi anomali cuaca seperti ini, kata dia, maka kesiapan jajaran Dinas PSDA Jateng dalam mengantisipasi dampak banjir harus lebih strategis. "Kalau ada tanggul-tanggul sungai yang kritis harus kami perkuat karena dengan adanya anomali cuaca seperti ini jika tidak ada usaha ekstra, khawatirnya terjadi banjir yang lebih besar lagi," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement