REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyiapkan tiga langkah agar penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun-tahun mendatang lebih baik.
"Pertama, pengoperasian ruas baru harus dibicarakan dengan sangat detail untuk menghindari rekayasa lalu lintas yang sangat berlebihan sehingga kemacetan itu sangat panjang," ungkapnya saat evaluasi angkutan Lebaran 2016 di Kantor Kemenhub, Jakarta, Senin (18/7).
Kedua, dengan meningkatkan atau menggencarkan sosialisasi menggunakan transportasi umum untuk arus mudik dan balik. Jonan menilai, kejadian kecelakaan lalu lintas yang mendera selama ini sekitar 70 persen melibatkan kendaraan roda dua.
Ketiga, untuk mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas berbasis jalan raya darat, harus dilakukan sosialisasi sedini mungkin kepada pemudik.
"Menurut saya sosialisasi harus dilakukan sedini mungkin bersama-sama korlantas. Harus dilihat yang menelan korban selama dua tahun ini adalah jalan raya yang besar sekali," lanjutnya.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Pudji Hartanto Iskandar menjelaskan, kecelakaan sepeda motor selama masa operasi Lebaran turun 19 persen dari 4.661 kecelakaan pada 2015 menjadi 3.766 kecelakaan pada 2016. Penurunan kecelakaan juga terjadi pada mobil penumpang sebesar 16 persen, mobil bus 35 persen, dan mobil barang yang turun 14 persen.
Pudji menilai, atau pemeriksaan menyeluruh berkontribusi signifikan atas penurunan tingkat kecelakaan pada masa operasi Lebaran tahun ini. Mengatasi tingginya jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor, Pudji menuturkan bisa diantisipasi dengan meningkatkan kuota mudik gratis.
"Sehingga mudik gratis ditargetkan lebih banyak lagi tahun depan. Tahun ini 80 persen dari total kuota, belum capai target. Masih ada yang perlu dibenahi seperti sosialisasi," kata Pudji.