REPUBLIKA.CO.ID, SOLO — Beredarnya isu penculikan anak pada hari pertama masuk sekolah membuah resah puluhan wali murid di SDN Petoran Surakarta, Jawa Tengah. Mereka mengaku mendapat info tersebut melalui pesan broadcast di jejaring sosial dan pesan singkat.
Seperti diakui Yanti yang tengah mengantar putranya Rivan Afriyanto pada hari pertama sekolah. Ia mengatakan beberapa hari lalu, dia sempat membaca pesan publik di akun jejaring sosialnya yang menuliskan imbauan agar waspada terhadap aksi penculikan anak.
"Jadi waswas, dikirim info dari teman-teman katanya penculik itu perempuan pakai cadar naik mini bus hitam. Namanya orang tua, enggak tau benar atau tidak tetap saya jadinya khawatir," kata Yanti kepada Republika, Senin (18/7) pagi.
Hal senada juga diungkapkan wali murid lainnya. Ani Rahayu juga mengaku mendengar informasi tersebut dari tetangganya. Selain itu, kata dia, dalam jejaring sosial pun teman-temannya kerap membicarakan hal tersebut. Ia pun telah berpesan kepada putranya agar waspada terhadap ajakan orang yang baru dikenal.
"Dengar-dengar modusnya jual makanan tahu goreng, saat beli diculik. Karenanya saya enggak mau tinggalin anak. Saya terus dampingi saja sampai pulang sekolah nanti," tuturnya.
Puluhan wali murid SDN Petoran Surakarta setia menunggu anak-anaknya mengikuti kegiatan di hari pertama. Kegiatan dimulai dengan upacara yang berlangsung pada pukul tujuh pagi dan perkenalan siswa.