Ahad 17 Jul 2016 16:59 WIB

RS Multazam Buka Posko Informasi Khusus Terkait Vaksin Palsu

Vaksinasi Anak.
Foto: abc
Vaksinasi Anak.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- RS Multazam Medika masuk sebagai salah satu dari 14 Rumah Sakit yang diindikasi menggunakan vaksin palsu. Manajemen rumah sakit membuka posko layanan informasi khusus untuk melayani permintaan informasi media, pasien, dan masyarakat di nomor 0813 1922 8286 atau melalui email ke marketingarsmultazam.com.

Dari hasil penelusuran data-data internal, RS Multazam Medika telah melakukan 6 kali pembelian kepada CV Azka Medika dalam rentang waktu 30 Maret 2015 hingga 27 April 2016 lantaran ada kelangkaan stok vaksin di distributor utama. Manajemen rumah sakit menyebut nilai pemesanan mencapai Rp 11 juta.

Audit Rekam Medik rumah sakit mengidentifikasi 11 orang anak yang positif terindikasi mendapatkan vaksin tidak resmi dari CV Azka Medika dengan hasil rincian akhir yakni Vaksin Pediacel (Hepatitis B). Vaksin ini diberikan kepada 11 orang pasien anak dengan inisial AM, NI, RAB, NNS, DAP, KAM, ANR, KAH, RPA, FK dan DA.

"Vaksin Pediacel lain di luar yang tersebut di atas telah kami periksa dan berasal dari sumber yang resmi, yakni PT Merapi Utama Pharma," kata manajemen RS Multazam dalam sebuah pernyataan resmi.

Kepada Keluarga 11 orang pasien tersebut di atas kami telah dan akan senantiasa membuka jalur komunikasi secara khusus dan intensif serta menyatakan empati kami terhadap musibah nasional ini. Pihak rumah sakit mengimbau kepada pasien yang telah maupun akan melaksanakan vaksinasi di fasilitas kesehatan di rumah sakit diimbau  tetap tenang dan waspada.

"Silakan hubungi Posko kami pada nomor yang telah disebut di atas untuk informasi dan pertanyaan Iebih lanjut," kata manajemen RS Multazam.

 

RS Multazam Medika dengan ini menjamin bahwa seluruh supplier vaksin dan farmasi yang bekerjasama dengan kami akan segera diaudit-ulang legalitasnya untuk melindungi pasien kami dan masyarakat luas. Audit tersebut akan dilaksanakan secara periodik dan menyeluruh untuk memastikan hal ini tidak terulang lagi di kemudian hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement