REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Peredaran uang selama libur Lebaran 1437 Hijriyah di Daerah Istimewa Yogyakarta diperkirakan mencapai Rp 3,9 Triliun. Hal ini terlihat dari jumlah uang yang ditarik warga dari perbankan selama Lebaran.
"Jumlah ini lebih rendah jika dbandingkan Lebaran tahun lalu yang mencapai Rp 4,6 Triliun," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Yogyakarta, Arief Budi Santoso, Ahad (17/7). Saat ini, pihaknya, baru mengevaluasi penurunan peredaran uang selama Lebaran tahun ini. Salah satu sebab yang dperkirakan menjadi faktor penurunan peredaran uang selama Lebaran adalah berkembangnya transaksi non tunai selama Lebaran.
"Namun ini akan kita lihat kas inflow-nya dulu (jumlah uang masuk ke bank pascalebaran),” ujar dia. Kas inflow tersebut baru bisa dilihat satu pekan pascalebaran. Jika semua uang Lebaran sudah masuk ke bank maka pihaknya bisa menghitung berapa jumlah uang keluar dan uang masuk saat Lebaran tahun ini.
Pada tahun lalu uang keluar yang beredar saat Lebaran mencapai Rp 4,6 trilyun dengan net inflow Rp 1,9 Trilyun. Meski begtu kata Arief, transaksi di DIY jugaa dipengaruhi dengan transaksi di Jawa Tengah wilayah Selatan seperti Magelang, Purworejo, Kebumen dan Wonogiri serta Klaten.
"Pelayanan distributor kendaraan bukan hanya di DIY saja tetapi bannyak juga untuk masyarakat Jawa Tengah Selatan," katanya. Apalagi dtengarai menjelang lebaran banyak transaksi pembelian kendaraan bermotor. Karena itu, peredaran uang baik masuk dan keluar bank di DIY tidak lepas dari transaksi perbankan di Jawa Tengah bagian selatan.