Ahad 17 Jul 2016 13:20 WIB

Depresi karena Gagal Cari Kerja? Kemensos Sediakan Panti Psikotik

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Achmad Syalaby
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (kanan) menyampaikan evaluasi pelaksanaan APBN tahun 2016 saat rapat kerja dengan Komisi VIII di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (14/6).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (kanan) menyampaikan evaluasi pelaksanaan APBN tahun 2016 saat rapat kerja dengan Komisi VIII di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (14/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, tidak semua warga yang mengadu nasib ke kota-kota besar seperti di Jakarta berhasil mendapatkan pekerjaaan yang diinginkan. Akibatnya mereka yang gagal mengalami depresi.

"Mereka yang berhasil mendapatkan pekerjaan sesuai keinginan tentu saja bahagia. Namun bagi mereka yang tidak mendapatkannya dan tidak siap bisa depresi,” kata dia, Ahad, (17/7).

 Bagi mereka yang mengalami depresi, ujar Khofifah, Kemensos telah menyiapkan tiga panti psikotik  di Jakarta dengan kapasitas tampung sebanyak 1.000 klien. "Bagi warga yang tidak mendapatkan kerja yang diinginkan tak sedikit mengalami depresi maka kami siapkan tiga panti psikotik.

Banyaknya warga mengadu nasib ke kota-kota besar di Indonesia, terang Khofifah, merupakan pilihan yang dijamin konstitusi. Namun seharusnya mereka membekali diri dengan berbagai keterampilan agar bisa bersaing di tengah ketatnya persaingan di lapangan kerja.

"Setiap warga negara bisa pergi kemana saja di wilayah NKRI untuk berupaya mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan. Tapi sudah seharusnya memilikli keterampilan."

Bagi warga yang belum memiliki keterampilan, mereka bisa dilatih di daerah asal yang melibatkan pemerintah daerah setempat, seperti pelatihan kejuruan (vocational training) dan kursus singkat (short course). 

Saat ini, ujar Khofifah, sudah banyak desa yang mengembangkan sentra ekonomi produktif yang didukung dengan anggaran dari pemerintah pusat per desa Rp 1,2 miliar hingga Rp 2 miliar untuk seluruh desa di Indonesia. Bantuan untuk desa itu bisa membangun sentra-sentra ekonomi produktif sehingga warga tidak perlu pergi ke kota-kota besar karena di desa sendiri ada usaha yang menjanjikan buat masa depan.

Dalam pelaksanaan di lapangan, pengelolaan dan penggunaan anggara desa bisa disinergikan dengan perguruan tinggi setempat agar mendapatkan pendampingan dan sumber daya manusia (SDM) berkualitas. "Pengelolaan dan perencanaan dana desa bisa disinergikan dengan perguruan tinggi, termasuk memaksimalkan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bisa tiga kali dalam setahun," kata Khofifah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement