REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Barat, mendapat kucuran dana internasional dari Global Fund sebesar Rp 16.311.861.331.000 (enam belas miliar tiga ratus sebelas juta tiga ratus tiga puluh satu ribu). Dana tersebut dialokasikan untuk kegiatan koordinasi dan operasional KPA provinsi, 25 KPA kab/kota se-Jawa Barat dan untuk program pemulihan adiksi berbasis masyarakat bagi dua lembaga swadaya masyarakat (LSM Peka Kab Bogor dan LSM Yakita Kota Bogor).
Menurut Ketua Harian KPA Jabar Iwa Karniwa, dukungan international dari Global Fund telah berlangsung sejak 2009. Untuk 2016-2017, dukungan Global Fund dengan new funding model.
"Model pendanaan sekarang, didesain untuk pencegahan HIV dan AIDS melalui kolaborasi TB–HIV sebesar Rp 16.311.861.331.000," ujar Iwa kepada wartawan usai penandatanganan surat perintah kerja KPA 25 Kota dan Kabupaten se-Jabar dan 2 LSM di Ruang Sanggabuana, Gedung Sate, akhir pekan lalu.
Menurut Iwa, dana bantuan tersebut akan berakhir di 2017. Maka, anggaran untuk pencegahan dan penanggulangan AIDS di Indonesia setelah Global Fund berakhir perlu didukung oleh APBN dan APBD. Karena, program HIV dan AIDS termasuk program strategis nasional.
"Tentunya, dukungan anggaran ini perlu mendapat penguatan dan pendampingan dari kita semua dalam rangka pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di Jabar khususnya dan Indonesia pada umumnya," katanya.
Iwa menilai, penanggulangan AIDS, tentunya tidak bisa dilakukan secara sektoral. Karena, permasalahan HIV dan AIDS sangat multi sektor dan kompleks. Sehingga, perlu dukungan semua komponen masyarakat dan stakeholder. Oleh karena itu, perlu ada suatu lembaga yang dapat mengkoordinasikan peran dan fungsi multi sektor dalam penanggulangan HIV dan AIDS. Yakni, KPA di tingkat nasional maupun di daerah.