Sabtu 16 Jul 2016 16:56 WIB

Muhammadiyah Kecam Teror Truk Prancis dan Kudeta Militer Turki

Red: Nur Aini
 Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengecam aksi teror yang terjadi di Prancis dan kudeta yang terjadi di Turki minggu ini.

"Siapapun pelakunya setiap teror mematikan yang menghilangkan nyawa merupakan perbuatan tak dibenarkan oleh Islam," ujar Haedar saat diwawancarai di Universitas Muhammadiyah Makassar, Sabtu (16/7).

Dia mengemukakan hal itu di sela-sela menghadiri Silaturrahim Keluarga Muhammadiyah Sulsel yang turut dihadiri anggota DPD Iqbal Parewangi, Wali Kota Makassar Muhammad Ramdhan Pomanto, dan sejumlah tokoh lainnya. "Islam tidak membenarkan adanya terorisme. Kalaupun pelakunya orang Islam, mereka tidak mewakili Islam sebagai sebuah ajaran," kata pria yang terpilih pada Muktamar Muhammadiyah di Makassar tersebut.

Terkait aksi kudeta di Turki Jumat (15/6), Haedar bersyukur bahwa aksi tersebut hanya dilakukan faksi kecil militer dan tidak didukung penuh oleh militer yang ada di negara tersebut. "Memang akhir-akhir ini banyak kejadian di dalam negeri Turki. Turki itu ada yang ke Timur Tengah, ada yang ke Eropa. Imigran Turki itu tangguh. Banyak bangunan di Jerman milik mereka," katanya.

Sementara itu saat berceramah tentang silaturahim dia mengatakan dalam Islam orang yang banyak menyambung silaturahim akan diperpanjang umurnya. "Ada sahabat atau yunior kita datang ke rumah kita pasti senang. Majalah Suara Muhammadiyah silaturahmi ke Unismuh maka lahirlah kerja sama," katanya.

Sedangkan musuh silaturahmi, ujar dia, adalah memutus persaudaraan sedangkan memutus persaudaraan lebih mudah dari membangun persaudaraan. "Nabi memberi waktu tiga hari ketika orang tidak bertegur sapa. Kalau persaudaraan kita terputus. Datangi dia. Mempertautkan yang putus susah karena ada ego. Puncak spiritualitas pascapuasa adalah mempertautkan yang putus," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement