REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit dr. Sander B Cikarang menjadi salah satu rumah sakit yang disebut menggunakan vaksin palsu. Direktur Operasional RS dr. Sander B Cikarang, dr. Desianti Saraswaty pun tak menampik hal tersebut. Karena itu, pihak RS memberikan vaksin ulang kepada 63 anak yang diduga menjadi korban vaksin bermasalah sepanjang April 2015-April 2016.
Desi, sapaannya, menjelaskan awal mula RS Dr Sander B Cikarang bisa memakai vaksin palsu. Hal itu bermula dari kelangkaan vaksin pada Februari-Maret 2015. Pada saat itu, lanjutnya, hampir semua vendor atau penyedia tidak memiliki ketersediaan vaksin. Padahal di sisi lain permintaan tetap tinggi, karena selalu terdapat anak yang harus divaksin.
Pada saat itulah muncul penawaran dari CV Azka Medical, dengan Nomor 027/AM/2015 tertanggal 28 April 2015. Awalnya, lanjut Deasy, rumah sakit sama sekali tidak curiga dan tidak tahu bahwa vaksin dari CV Azka Medical, bermasalah karena perusahaan tersebut bertindak selayaknya distributor resmi, seperti adanya purchase order (PO).
Oleh karena itu, RS dr. Sander B Cikarang kemudian melakukan prosedur dan proses pembelian sesuai standard operational procedure (SOP) yang berlaku. Dari sisi harga, dia mengungkapkan, pembelian dilakukan dengan harga wajar, bahkan, beberapa vaksin dari penyedia tersebut justru lebih mahal dari yang selama ini dibelinya dari distributor lain, diantaranya vaksin jenis Rotarix.
Vaksin tersebut dijual Azka Medical seharga Rp320 ribu/boks. Padahal, harga dari distributor sebelumnya, yakni PT Anugerah Argon Medica, hanya Rp205 ribu/boks.
"Bukan hanya RS dr. Sander B Cikarang yang merupakan rumah sakit kecil, namun rumah sakit besar pun banyak yang kecolongan," katanya.