REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- 450 hektare areal pertanian di Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, kesulitan mendapatkan air menyusul rusaknya saluran irigasi yang mengalir ke daerah tersebut.
"Ada seluas 450 hektare sawah susah mendapat air. Itu terjadi setiap tahun, sejak 2008 hingga sekarang," kata Nalim, salah seorang petani Desa Cicinde Utara, Kecamatan Banyusari Karawang, Jumat.
Ia mengatakan, kondisi tersebut terjadi akibat tanggul saluran irigasi yang jebol tapi tidak pernah diperbaiki, dan hanya ditutup karung berisi pasir atau tanah pada bagian tanggulnya.
Menurut dia saluran irigasi yang dibiarkan rusak itu sebenarnya mengairi areal persawahan disepanjang Kecamatan Banyusari. Tapi karena kerusakan pada tanggulnya, air irigasi itu tidak sampai ke Desa Cicinde Utara, Cicinde Selatan, Jayamukti, dan Pamekaran.
"Sekarang lebar irigasi di daerah saya hanya 2,5 meter dan dalamnya juga cuma hanya 1 meter. Padahal sebelumnya, saluran irigasi tersebut memiliki lebar 5 meter dan sedalam 3 meter," katanya.
Petani setempat lainnya, Sudrajat, mengatakan kekurangan air telah menyebabkan turunnya produksi gabah di daerahnya dengan tingkat penurunan hingga mencapai 50 persen.
"Jadi biasanya setiap 1 hektare kita dapat memproduksi 6-7 ton gabah, tapi dalam beberapa tahun ini hanya dapat 4 ton. Itu terjadi karena irigasi yang rusak tidak pernah diperbaiki," kata dia.
Ia berharap agar pemerintah daerah setempat memperhatikan nasib yang dialami petani akibat rusaknya saluran irigasi. Sebab kerusakan irigasi mengakibatkan penurunan produksi padi hingga 50 persen.