Kamis 14 Jul 2016 22:32 WIB

Tahu dan Tempe Langka di Bali

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Ilham
Tempe dan tahu hilang di pasaran
Foto: antara
Tempe dan tahu hilang di pasaran

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Arus balik ke Bali masih belum maksimal hingga hari ini, H+6 lebaran, Kamis (14/7). Akibatnya, sejumlah kegiatan binis, khususnya di sektor informal belum bergerak normal.

"Belum semuanya kembali ke Bali. Bahkan, penjual tahu dan tempe banyak yang belum berjualan," kata Darmadi di Depasar, Kamis (14/7).

Pedagang bakso di Denpasar Barat itu mengatakan, dia kesulitan mencari tahu untuk membuat tahu bakso karena jarang yang jualan. Sehingga untuk bisa mendapatkan tahu, dia harus ke pasar lebih pagi agar bisa mendapatkan tahu. Menurut dia, pedagang tahu yang sudah berjualan itu pun membawa stok terbatas. Darmadi pun harus rebutan dengan pedagang bakso lainnya.

"Tapi pedagang tahunya agak bijaksana, dia membagi dan menjatah setiap pedagang bakso, berapa boleh membeli. Sehingga semua pedagang bakso kebagian tahu," kata pedagang bakso asal Kediri Jawa Timur itu.

Pedagang tahu keliling, Warjiman mengatakan, dia terpaksa mengurangi jatah pelanggannya karena dagangannya juga terbatas. "Pabrik tahunya masih belum buka semua. Ada yang sudah operasi, tapi karyawannya belu semuanya bekerja," katanya.

Warjiman mengatakan, biasanya setiap hari dia membawa sampai empat kaleng besar tahu. Tapi selama hari raya, dia maksimal hanya membawa dua kaleng dan bahkan lebih sering hanya satu kaleng. "Bukan hanya pembelinya yang banyak mudik, tapi produsennya juga banyak yang tidak berproduksi," kata lelaki asal Ambulu, Jember Jawa Timur itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement