Kamis 14 Jul 2016 14:35 WIB

Gunung Bromo Keluarkan Suara Dentuman Lemah

Wisatawan melihat semburan abu vulkanis di tepi kawah Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (12/7).  (Antara/Ari Bowo Sucipto)
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Wisatawan melihat semburan abu vulkanis di tepi kawah Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (12/7). (Antara/Ari Bowo Sucipto)

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Kepala Sub Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan Gunung Bromo mengeluarkan suara dentuman lemah. "Petugas dari pos pengamatan gunung api Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, mendengar suara dentuman lemah dari puncak kawah Bromo," katanya saat dihubungi dari Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (14/7).

Berdasarkan data yang terekam di Pos Pengamatan Gunung Api Bromo pada 14 Juli 2016 tercatat secara visual cuaca cerah hingga mendung, angin tenang, suhu udara sembilan hingga 20 derajat Celcius. Gunung Bromo terlihat jelas hingga berkabut, terjadi hujan gerimis hingga sedang dengan intensitas 3,1 milimeter.

Kemudian asap kawah teramati putih, kelabu, coklat, kehitaman sedang hingga tebal. Tekanannya sedang hingga kuat dengan tinggi asap berkisar 300 hinga 1.000 meter dari puncak kawah ke arah barat laut-selatan. Juga terdengar suara dentuman lemah.

"Secara seismik pada 13 Juli 2016 tercatat gempa tremor dengan amplitudo maksimum satu hingga lima milimeter dominan satu milimeter, tiga kali embusan dengan amplitudo maksimum 16 hingga 20 milimeter, dan empat kali letusan dengan amplitudo maksimum 29 hinga 32 milimeter," tuturnya.

Menurut dia, status gunung yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut (mdpl) itu masih dalam level II atau waspada. Sehingga masyarakat dan wisatawan di sekitar Gunung Bromo tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius satu kilometer dari kawah aktif gunung setempat.

"Berdasarkan energi tremor dan deformasi yang terekam maka secara umum aktivitas Gunung Bromo masih fluktuatif dan embusan abu vulkanis yang telah terjadi selama beberapa pekan terakhir merupakan hasil dari proses erupsi," katanya.

Ia menjelaskan ancaman bahaya erupsi masih dalam radius satu kilometer dari puncak kawah aktif. Namun potensi hujan abu vulkanis dapat terjadi lebih dari radius satu kilometer karena tergantung besar kecepatan dan arah angin.

Sementara informasi yang dihimpun di lapangan, masih ada wisatawan yang nekat berada di bibir kawah Bromo untuk menikmati keindahan gunung yang berketinggian 2.329 mdpl itu dengan radius kurang dari 1 satu kilometer yang dapat membahayakan pengunjung yang bersangkutan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement