REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR, Aboe Bakar Alhabsyi menilai ada lima pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Kapolri baru Jenderal Pol Tito Karnavian. Salah satunya melanjutkan reformasi Polri secara menyeluruh.
"Pertama melanjutkan reformasi Polri secara menyeluruh, saya telah sampaikan hal ini saat melakukan fit and proper test di komisi III dulu," katanya di Jakarta, Kamis (14/7).
Dia mengatakan, reformasi Polri juga diungkapkan Presiden Joko Widodo, agar kapolri melakukan reformasi dari hulu hingga hilir. Kedua menurut dia, menjaga soliditas korps Polri dan hal itu juga tugas yang tidak mudah, karena pengangkatan Tito sebagai Kapolri telah melompati 5 angkatan.
"Akibatnya banyak senior yang harus dikoordinasikan dalam struktur, karenanya soliditas lembaga harus dikedepankan," ujarnya.
Politikus PKS itu menjelaskan, ketiga, sinergi dengan penegak hukum lain, Polri perlu bekolaborasi dengan kejaksaan, KPK maupun pengadilan dalam upaya penegakan hukum. Dia mengatakan, sinergitas para penegak hukum ini akan menentukan kualitas penegakan hukum di Indonesia.
"Keempat, menjaga hubungan baik dengan TNI, Kapolri yang baru harus melakukan evaluasi agar bentrok antara TNI-Polri tidak terulang," katanya.
Aboe menilai komunikasi antar dua lembaga ini harus dijaga agar terjadi hubungan yang baik pada semua jenjang. Kelima menurut dia, menggenjot program penegakan hukum strategis, seperti penanganan narkoba, terorisme dan separatisme.
Selain itu menurut dia, serah terima jabatan Kapolri dari Jenderal Badrodin Haiti ke Jenderal Tito Karnavian merupakan bagian dari regenerasi pada tubuh Kepolisian. Dia menyampaikan terima kasih kepada Jenderal Badrodin Haiti yang telah menjalankan tugas dengan baik. "Kemudian kita berikan dukungan kepada Jenderal Tito untuk melanjutkan estafet reformasi di tubuh Polri," katanya.