REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, aktivitas vulkanik Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur makin meningkat dibandingkan kondisi satu bulan terakhir.
"Berdasarkan pantauan Pos Pengamatan Gunung Bromo PVMB pada Rabu (13/7) dilaporkan secara visual kondisi cuaca cerah mendung, angin tenang, suhu 8-20 derajat celcius, asap kawah teramati putih, kelabu kecoklatan sedang-tebal, tekanan sedang-kuat. Tinggi asap berkisar 300-1.000 meter dari puncak kawah kearah barat daya-timur," katanya, Rabu, (13/7).
Terdengar suara dentuman lemah, sedang. Dapat diamati sinar api samar dan lontaran material pijar setinggi sekitar 50 meter dari puncak kawah.
"Lontaran batu pijar jatuh di dalam kawah Gunung Bromo. Sedangkan secara seismik terukur tremor amplitudo maksimum 1-15 mm dominan 2 mm."
Tercatat sebanyak 49 kali hembusan dengan amplitudo maksimum 15-26 mm Lg 25-60 detik, dan 21 kali letusan amplitudo maksimum 22-35 mm Lg 30-50 detik. Hujan abu tipis terjadi di beberapa desa seperti Desa Lodokombo, Desa Wonokerso, dan Desa Sumberanom, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo.
"Aktivitas masyarakat normal. Tidak ada pengungsian. Kondisi Bandara Abdul Rachman Saleh di Malang juga normal," ujar Sutopo.
Penerbangan, kata dia, juga lancar. Hal yang perlu diwaspadai jika angin ke arah barat hingga barat daya yang dapat berpengaruh pada lalu lintas penerbangan. Meskipun terjadi peningkatan seismik, namun status Gunung Bromo tetap waspada (level II). Tidak ada kenaikan status. Dalam status waspada, masyarakat di sekitar Gunung Bromo, pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius satu kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo.
BPBD Kabupaten Probolinggo, BPBD Provinsi Jawa Timur dan BNPB, terang Sutopo, terus melakukan koordinasi menyempurnakan rencana kontinjensi. Kesiapsiagaan dan sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukan.