REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gunung Bromo masih berstatus waspada (level II) meskipun terjadi peningkatan seismik. Hal ini diungkapkan Kepala Pusdatin dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, Rabu (13/7).
"Dalam status waspada, masyarakat, pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius satu kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo," kata Sutopo lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta.
Dia mengatakan, aktivitas masyarakat normal dan tidak ada pengungsian. Kondisi Bandara Abdul Rachman Saleh di Malang juga normal dan penerbangan lancar.
Hal yang perlu diwaspadai adalah jika angin ke arah barat hingga barat daya yang dapat berpengaruh pada lalu lintas penerbangan.
Dikatakannya, BPBD Kabupaten Probolinggo, BPBD Provinsi Jawa Timur dan BNPB terus melakukan koordinasi untuk kesiapsiagaan dan sosialisasi kepada masyarakat.
Aktivitas vulkanik Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa Timur tersebut, kata dia, makin meningkat dibandingkan dengan kondisi satu bulan terakhir.
Berdasarkan pantauan Pos Pengamatan Gunung Bromo PVMB pada Rabu dilaporkan secara visual kondisi cuaca cerah-mendung, angin tenang dan suhu 8-20 derajat Celcius.
"Asap kawah teramati putih, kelabu kecoklatan sedang-tebal dan tekanan sedang-kuat. Tinggi asap berkisar 300-1.000 meter dari puncak kawah ke arah barat daya-timur. Terdengar suara dentuman lemah-sedang. Teramati sinar api samar dan lontaran material pijar setinggi sekitar 50 meter dari puncak kawah," kata dia.
Dia mengatakan, teramati juga lontaran batu pijar jatuh di kawah Gunung Bromo. Hujan abu tipis terjadi di Desa Lodokombo, Desa Wonokerso dan Desa Sumberanom Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo.