REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Suprasetyo mengatakan, terjadi kenaikan penumpang yang signifikan pada moda transportasi udara selama masa operasi lebaran 2016.
"Alhamdulillah, tahun ini angkutan udara signifikan kenaikan 14 sampai 15 persen. Domestik 14 persen, internasional 15 persen," katanya saat evaluasi sementara angkutan lebaran di Kantor Kemenhub, Jakarta, Rabu (13/7).
Ia mengatakan, angka tersebut melebihi prediksi Kemenhub yang naik delapan persen. Tren kenaikan jumlah pemudik dengan pesawat sudah terjadi sebelum hari H. Contohnya kenaikan hingga 30 persen saat H-12. Sedangkan peningkatan jumlah penumpang saat arus mudik terjadi pada H+3 Lebaran.
Suprasetyo menilai, melonjaknya jumlah pemudik dengan pesawat diperkirakan karena membaiknya perekonomian Indonesia. Selain itu, alasan lain bisa juga karena ketepatan waktu, renovasi bandara, dan meningkatnya faktor keselamatan moda transportasi udara, serta frekuensi keterlambatan (delay) yang terus menurun.
"Karena kita selektif memberi extra flight. Tidak lebih dari lima maskapai yang delay lebih dari empat jam," ungkapnya. Tercatat ada 636 penerbangan tambahan atau extra flight. Namun hanya 330 yang digunakan atau kurang dari 60 persen.
Sementara untuk moda laut, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Antonius Tonny Budiono mengatakan, terdapat kenaikan penumpang sebesar 2,33 persen untuk moda angkutan laut. Ia mengaku konsisten dengan tidak memberikan toleransi bagi kelebihan muatan pada kapal untuk pemudik.
"Di Makassar ada kelebihan 800 penumpang ternyata, kalau konsisten tidak ada toleransi kita tidak diturutin. Kita turunkan penumpang dan enggak timbul gejolak dan kita infokan akan ada kapal lagi," katanya.