REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Jokowi resmi melantik Komjen Pol Tito Karnavian sebagai Kapolri baru, menggantikan Badrodin Haiti yang pensiun. Namun, Tito dinilai tidak akan bisa santai karena banyak pekerjaan rumah yang masih harus diselesaikan.
"Banyak pekerjaan yang perlu dibenahi. Tentu sudah cukup banyak prestasi selama ini. Tapi masih banyak hal yang perlu dibenahi terkait masalah-masalah kriminalitas, lalu lintas, dan terorisme," kata Wakil Ketua DPR Fadli Zon, kepada wartawan, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/7).
Fadli Zon menyenutkan, tingkat kriminalitas ini dipengarui oleh kondisi ekonomi masyarakat. Kalau ekonomi rakyat buruk, maka angka kriminalitas akan makin tinggi. Ia memprediksi, ekonomi Indonesia ke depan tidak akan lebih baik dari sebelumnya.
Artinya, lanjut dia, pemerintah akan menghadapi tantangan ekonomi yang berat, serta ada hubungannya dengan tingkat keamanan, dimana tingkat keamanan akan semakin terganggu.
"Jadi kriminalitas bisa tinggi. Di sini lah tantangan kapolri baru. Tapi saya yakin dengan koordinasi dan konsolidasi dari seluruh jajaran Polri, ini akan bisa memberikan kendali secara vertikal," katanya.
Ketua DPR Ade Komarudin, menyatakan pekerjaan utama Tito saat ini adalah pemberantasan terorisme. Mengingat, sampai saat ini kelompok Santoso belum juga ditangani dan terjadinya kasus bom bunuh diri di Surakarta beberapa waktu lalu.
"Wajib dilakukan oleh pak Tito, kita akan koordinasi terutama berkaitan dengan penyusunan revisi UU terorisme," ujar pria yang akrab disapa Akom tersebut.