Rabu 13 Jul 2016 15:10 WIB

Petani Tembakau di Temanggung Dirundung Galau

Red: M Akbar
 Petani tembakau sedang menanam bibit tembakau, sebagian besar warga temanggung berprofesi sebagai petani Tembakau. Petani Tembakau
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Petani tembakau sedang menanam bibit tembakau, sebagian besar warga temanggung berprofesi sebagai petani Tembakau. Petani Tembakau

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Kalangan petani di lereng Gunung Sumbing dan Sindoro, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, merasa cemas dengan turunnya hujan akhir-akhir ini karena dapat merusak tanaman tembakau mereka.

"Guyuran hujan deras beberapa hari terakhir sempat membuat resah petani karena biasanya akan membuat tanaman rusak," kata petani di Dusun Lamuklegok, Desa Legoksari Kecamatan Tlogomulyo, Sutopo, di Temanggung, Rabu (13/7).

Ia mengatakan sesuai prakiraan Stasiun Klimatologi Semarang beberapa waktu lalu, wilayah Temangggung bagian selatan seperti di daerahnya memasuki awal musim kemarau pertengahan Mei 2016.

"Sesuai prakiraan, bulan Juli ini seharusnya jarang hujan. Tetapi justru hujan turun deras pada siang hingga sore dan terkadang sepanjang malam. Setidaknya dalam satu minggu ini sudah empat kali hujan deras," katanya.

Namun, katanya hujan akhir-akhir ini berdampak baik pada tanaman tembakau, yakni meningkatkan pertumbuhan tanaman tembakau muda hasil penyulaman. Pada Maret lalu banyak tanaman tembakau mati karena serangan busuk akar, busuk daun, dan ulat yang dipicu terlalu banyak hujan. Petani kemudian melakukan penyulaman.

Menurut dia meskipun banyak hujan, pada Juli ini tanah di lahan tidak sebasah pada Maret lalu. Diharapkan tanaman tembakau muda bisa besar dan sejajar dengan tanaman yang ditanam akhir Februari dan awal Maret lalu.

"Kami pangkas bunga tembakau pada tanaman yang ditanam lebih awal. Hal ini untuk menghambat agar tidak ada pertumbuhan daun lagi, sambil menunggu tanaman muda beranjak tua," katanya.

Ia mengatakan melihat perkembangan yang baik, petani berharap tanaman dapat tumbuh dan hasilnya nanti optimal.

"Kami berharap akhir Agustus nanti tidak ada hujan agar proses pengolahan menjadi tembakau rajangan maksimal," katanya.

Petani tembakau di Desa Tlahap, Kecamatan Kledung, Setyo mengatakan petani harap-harap cemas dengan hujan yang mengguyur lahan tembakau pada kemarau ini, karena dapat menyebabkan kerusakan tanaman dan berdampak hasil tidak optimal sehingga merugikan petani.

Ia mengatakan tahun ini kemarau basah seperti tahun 2014, maka petani harus pandai-pandai dalam budidaya dan mengolah menjadi tembakau rajangan berkualitas untuk mendapatkan keuntungan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement