Rabu 13 Jul 2016 00:41 WIB

Pendatang di Jakarta Baiknya Punya Skill

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) memeriksa kartu identitas penumpang bus saat inspeksi penduduk pendatang pada arus balik H+4 Lebaran di Terminal Ubung, Denpasar, Selasa (21/7).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) memeriksa kartu identitas penumpang bus saat inspeksi penduduk pendatang pada arus balik H+4 Lebaran di Terminal Ubung, Denpasar, Selasa (21/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawangsa mengatakan, menjelang arus balik seperti sekarang ini banyak sekali pada pendatang yang menjejali Jakarta. Hal ini biasanya dipicu atas kesuksesan orang sekitarnya yang sudah lebih dulu merantau di Jakarta.

Meningkatnya jumlah pendatang menurut Khofifah biasa terjadi usai musim lebaran seperti ini, namun menurutnya hal tersebut harus bisa diredam oleh para pendatang sendiri. Selama ini paradigma bahwa bisa menghasilkan banyak uang di Jakarta harus diubah.

Sebab, menurutnya, jika para pendatang tak memiliki skill yang mumpuni, kerap malah menjadi kendala dan permasalahan baru di Jakarta. "Yang punya skill silahkan, yang tidak punya skill kursus dulu sebelum ke kota. Khawatirnya nanti di kota mereka tidak siap menerima keadaan," ujar Khofifah, Selasa (12/7).

Khofifah mengatakan, para pendatang sebenarnya tak perlu berbondong bondong ke Jakarta. Sebab, sebagai warga asli daerah mereka berasal mereka bisa memanfaatkan dana desa dan berdikari di tempat mereka sendiri.

"Hari ini dana desa cukup besar, mereka bisa ikut kursus di sana. Juga bisa membuat produksi di desa dan menyalurkannya ke kota," ujar Khofifah.

Selain itu, peningkatan kapasitas SDM perlu dilakukan oleh para individu pendatang sebelum yakin akan ke kota. Sebab, hal tersebut bisa menambah kesempatan bagi individu untuk bisa mengakselerasi dirinya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement