Selasa 12 Jul 2016 12:05 WIB

Pendatang Jabodetabek Harus Bisa Operasikan Alat Teknologi Tinggi

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang pekerja melakukan pengecekan laptop Axioo usai dirakit di pabrik perakitannya di Kawasan Industri Pulogadung Jakarta, Selasa (13/10).
Foto: Republika/Darmawan
Seorang pekerja melakukan pengecekan laptop Axioo usai dirakit di pabrik perakitannya di Kawasan Industri Pulogadung Jakarta, Selasa (13/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Himpunan Kawasan Industri Indonesia, Sanny Iskandar, mengatakan para pendatang dari pedesaan atau kota kecil harus memiliki skill (kemampuan) khusus jika ingin bekerja di kawasan Jabodetabek. Sebab, pengembangan industri di Jabodetabek ke depan lebih berbasis teknologi tinggi.

Menurut Sanny, kedatangan masyarakat kota kecil atau warga desa di Jakarta dan sekitarnya menambah beban kota secara umum. Jumlah pendatang yang terus menerus meningkat berpotensi meningkatkan kesenjangan ekonomi dan sosial di Jabodetabek.

"Karena itu, pendatang sebaiknya punya skill khusus, misalnya mampu mengoperasikan alat-alat teknologi industri. Ini berguna untuk bersaing di dunia industri di Jabodetabek. Sebab, industri di sini sifatnya mengarah ke teknologi tinggi, bukan sekedar padat karya," ujar Sanny kepada Republika.co.id di Jakarta, Selasa (12/7).

Para pendatang yang memiliki skill umum, misalnya pengemasan barang, menurutnya masih bisa diterima di Jabodetabek. Namun, Sanny mengingatkan jika mereka akan bersaing dengan sesama pekerja lain yang memang berasal dari Jabodetabek.

Meski demikian, Sanny mengakui jika pendatang dari daerah memiliki keunggulan khusus, yakni semangat kerja yang tinggi dan pekerja keras. Sifat alami seperti ini tetap dapat mendorong para pendatang mampu bersaing di Jabodetabek.

Sanny mengungkapkan, pemerintah sebaiknya lebih fokus terhadap pengembangan industri di daerah, khususnya luar Jawa, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Industri dapat diarahkan menjadi padat karya dengan bahan baku asli dari daerah setempat.

"Pengembangan industri dan pusat-pusat industri di daerah sebaiknya dipercepat. Dengan begitu, masyarakat daerah dapat terserap di lingkungan kerja setempat. Beban Ibu Kota pun bisa dikurangi," tambah Sanny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement