REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi 62 titik panas tersebar di tujuh provinsi dari total 10 provinsi di Pulau Sumatra, atau meningkat pada hari sebelumnya.
Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin di Pekanbaru, Jumat (8/7), mengatakan, sebelumnya terpantau 49 titik panas tersebar pada 7 provinsi, sehingga terjadi peningkatan 13 titik dibanding hari ini di pulau tersebut.
"Satelit Terra dan Aqua menyebut, hari ini terdapat total 62 titik panas di Sumatera. Tapi 7 titik di antaranya terpantau berada di Riau dan provinsi tersebut baru pertama kali berada di urutan tiga selama bulan Juli," terangnya.
Dia jelaskan, urutan pertama ditempati Sumatera Utara dengan 34 titik panas, lalu diikuti Sumatera Barat menyumbang 10 titik, kemudian Sumatera Selatan 6 titik, Aceh 3 titik serta Bengkulu dan Jambi masing-masing 1 titik panas.
Namun, lanjutnya, dari 7 titik panas berada di Riau, 4 titik diantaranya terpantau sebagai titik api atau mengindikasikan kebakaran lahan dan hutan di provinsi tersebut terutama lahan gambut.
Sebab, dari sekitar 8,9 juta hektare lebih luas daratan di daerah itu, sekitar 4,36 juta hektare diantaranya adalah kawasan hutan dan lahan bergambut, sehingga provinsi tersebut rawan terbakar sejak 18 tahun terkahir.
"Ke-4 titik api itu memiliki tingkat kepercayaan di atas 70 persen yang terkonsentrasi pada tiga kabupaten yakni Siak 2 titik masing-masing di Bunga Raya dan Kandis, lalu Kampar 1 titik di Kabun dan Rokan Hulu 1 titik di 12 Koto Kampar," ucap Sugarin.
Satuan Tugas Siaga Darurat Kebakaran Lahan dan Hutan Riau melaporkan, kebakaran lahan dan hutan di daerah itu terus terjadi serta meluas ketika libur Lebaran, namun belum mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
Lokasi titik api paling banyak berada di Kabupaten Pelalawan atau berlokasi di Selatan dari Pekanbaru karena didaerah tersebut kebakaran besar melanda kawasan Taman Nasional Tesso Nilo yakni Desa Segati, Kecamatan Langgam dan Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras.
Kepala Seksi Pusat Operasi Lanud Roesmin Nurjadin, Mayor Lek Ferry Duwantoro, mengatakan helikopter MI-8 bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dikerahkan untuk memadamkan dua titik api di kawasan konservasi itu.
Namun, petugas Satgas Darat kesulitan dalam menjangkau lokasi kebakaran di Taman Nasional Tesso Nilo karena tidak menemukan akses jalan.
Satu-satunya upaya yang bisa dilakukan Satgas adalah mengerahkan helikopter untuk menjatuhkan bom air (water bombing) di titik api yang ada di kawasan taman nasional. "Helikopter melakukan water bombing ke Kecamatan Langgam dan Pangkalan Kuras, Pelalawan, dan lokasinya masuk ke kawasan taman nasional," ujar Ferry.