REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Warga Desa Cokoh Betung, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu memiliki cara sendiri dalam menyambut hari Raya Idul Fitri. Pada Hari Kemenangan ini mereka bisa menggelar tradisi "njamu", atau doa selamatan yang dilakukan kaum pria dengan mendatangi rumah warga secara bergiliran.
"Acara njamu sudah turun temurun kami lakukan sebagai doa syukur menyambut Idul Fitri," kata Tarmawi, tokoh masyarakat setempat saat dihubungi dari Bengkulu, Rabu (6/7).
Ia mengatakan, acara njamu sudah dipersiapkan seluruh keluarga di desa itu sejak pagi. Kegiatan dimulai setelah warga usi mengikuti shalat Idul Fitri. Njamu menurut Tarmawi adalah padanan kata dari menjamu. Artinya pihak tuan rumah telah menyediakan berbagai jenis makanan bagi kaum bapak-bapak dan remaja pria.
Sebelum makanan yang terhidang disantap, mereka terlebih dahulu memanjatkan doa pada Allah atau dalam bahasa lokal disebut besuare. "Arti besuare adalah bersuara atau pelafalan doa-doa syukur dan selamatan memasuki 1 Syawal," ucapnya.
Setelah berdoa, hidangan yang telah tersedia disantap bersama dan dilanjutkan ke rumah berikutnya.
Setiap rumah kata Tarmawi akan mendapat giliran. Tim pendoa yang terdiri dari kaum bapak-bapak dan remaja putra dibagi dua kelompok, sehingga warga tidak terlalu lama menunggu giliran. "Setelah kegiatan njamu baru acara silaturrahim antarkeluarga menyambut Idul Fitri dilakukan masyarakat," katanya.